Menguatkan Filantropi Spiritual, ‘Aisyiyah Surabaya Hadirkan Layanan Sosial Modern melalui Penguatan Manajemen TPJTA

yupan
Sabtu, 15 November 2025 07:10 WIB
Istimewa

Surabaya, eNews – Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kota Surabaya meneguhkan komitmennya untuk menghadirkan pelayanan sosial yang profesional, modern, dan berbasis spiritual melalui penguatan pengelolaan manajemen Tim Perawatan Jenazah dan Takziyah ‘Aisyiyah (TPJTA).

​Komitmen ini diwujudkan dalam Workshop Pengelolaan Manajemen Tim TPJTA yang diadakan pada Ahad, 4 November 2025, mengundang seluruh Tim TPJTA Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) se-Surabaya.

​Amanah Gerakan Filantropi
​Acara yang dipandu oleh Hidayatun Ni’mah, M.Pd., ini dihadiri langsung oleh Ketua PDA Surabaya, Hj. Alifah Hikmawati, S.Th.I., dan Wakil Ketua PDA, Luluk Humaidah, M.Pd.

​Dalam sambutannya, Ibu Luluk Humaidah menekankan bahwa Tim TPJTA adalah “amanah dari Sidang Tanwir II di Yogyakarta sebagai Gerakan filantropi, Gerakan sosial berbasis akar rumput yang langsung dirasakan kemanfaatannya.”

​Senada dengan hal tersebut, Ibu Alifah Hikmawati menjelaskan adanya perubahan struktural, di mana Tim TPJTA yang semula berada di bawah koordinasi Majelis Tabligh dan Ketarjihan, kini berada di bawah koordinasi Majelis Kesejahteraan Sosial sebagai leading sector.

​“Perubahan ini bertujuan untuk memperkuat sinergitas dengan Majelis Tabligh dan Ketarjihan serta Majelis Kesehatan,” jelas Ibu Alifah. 

“Selain itu, pelayanan TPJTA kini dilengkapi dengan sistem Takziyah yang sudah diatur dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah," imbuhnya.

Tantangan Zaman dan Manajemen Modern

​Workshop ini menghadirkan pembicara tunggal, Ir. Siti Asfiyah, M.AKP (akrab disapa Ibu Titik), Sekretaris MKS Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Maria Elen Veronica, S.Ag. M.Pd., Sekretaris MKS PDA Surabaya, bertindak sebagai moderator.

​Dalam pembukaan, Ibu Elen menyatakan bahwa tugas TPJTA bukan hanya urusan teknis, namun merupakan “Amanah ruhani, ibadah sosial, dan bentuk penghormatan kepada sesama muslim.”

​Ibu Titik dalam paparannya menegaskan bahwa tantangan pelayanan di masyarakat urban menuntut pendekatan baru, menuntut “manajemen yang sistematis, berbasis data, dan berorientasi pada kualitas layanan.” 

Beliau menekankan perlunya MKS PDA Surabaya untuk meneguhkan manajemen modern, bukan sekadar slogan, dan “harus mempunyai SOP Takziyah khususnya sebagai diferensiasi pergerakan sekaligus memberikan contoh sesuai ajaran Rasulullah.”

Diferensiasi Pelayanan Kemanusiaan

​Sesi dinamika yang dipimpin oleh Rohmatul Ummah, M.Pd. (Ketua TPJTA PDA Kota Surabaya) dan Zuhrotul Farida, S.Ag. (Ketua MKS PDA Surabaya), menghadirkan perwakilan dari 5 Koordinator Wilayah (Korwil) Surabaya.

​Perwakilan dari PCA Tandes, Suhermin, Ketua TPJTA PCA Tandes, memaparkan praktik pelayanan TPJTA yang sudah melakukan perawatan jenazah sesuai Himpunan Putusan Tarjih (HPT) dan melaksanakan Takziyah dengan memberikan makan dan minum kepada keluarga yang ditinggalkan selama hampir 7 hari melalui dana donatur.

​“Inilah yang menjadi pembeda (‘Aisyiyah) dengan Takziyah di luar ‘Aisyiyah,” ujar Maria Elen Veronica, menyoroti praktik nyata filantropi berbasis akar rumput.

Langkah Selanjutnya: Validasi dan Pelatihan Massif

​Acara ditutup dengan kesimpulan yang disampaikan oleh Ibu Zuhrotul Farida, S.Ag., Ketua MKS PDA Surabaya. Beliau menegaskan komitmen untuk segera melakukan verifikasi dan validasi Surat Keputusan (SK) Tim TPJTA PCA se-Surabaya.

​“Kami akan segera menindaklanjuti ini dengan menginstruksikan MKS PCA Se-Surabaya untuk segera membenahi kembali SK Tim TPJTA,” tutup Ibu Farida.

“Tujuannya agar segera terbentuk Tim TPJTA yang baru yang bisa diberikan pelatihan secara masif dan utuh. Kegiatan pelatihan periodik TPJTA selanjutnya akan diselenggarakan tiga bulan ke depan," pungkasnya.

Baca Lainnya