Ribuan Warga Padati GOR Among Raga, Dodolanan 2025 Resmi Dibuka Meriah di Yogyakarta
Any Sayekti
Sabtu, 6 Desember 2025 04:40 WIB
Yogyakarta, eNews – Suasana riuh dan penuh warna mengisi GOR Among Raga ketika ribuan warga dari berbagai kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yogyakarta berkumpul untuk menyambut pembukaan Dodolanan 2025, Jumat (05/11). Agenda tahunan yang mengusung permainan tradisional, pasar budaya, hingga pertunjukan seni ini kembali hadir sebagai ruang rekreasi keluarga sekaligus perayaan identitas budaya masyarakat Yogyakarta.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Laksmi Pratiwi, S.S., M.A., membuka rangkaian acara dengan menegaskan bahwa Dodolanan 2025 merupakan upaya merawat budaya lewat cara yang menyenangkan. Ia menggambarkan kegiatan ini sebagai konsep terpadu antara berjualan dan bermain, dibalut nuansa desa budaya yang dihadirkan oleh 50 kelurahan/kalurahan budaya di seluruh DIY.
“Ini adalah sebuah konsep kegiatan yang berupaya menjaga, merawat, dan mengembangkan pelestarian budaya dengan memadukan aktivitas berjualan dan bermain dolan desa dalam satu event yang dapat dinikmati sebagai rekreasi keluarga,” ujar Dian di hadapan ribuan pengunjung.
Pernyataan tersebut dilanjutkan oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Sosial, Budaya, dan Kemasyarakatan, Dr. Didik Wardaya, S.E., M.Pd., yang menegaskan bahwa keikutsertaan kelurahan budaya bukan hanya sekadar menampilkan seni, tetapi juga menunjukkan kreativitas yang memperkuat identitas budaya masyarakat.
Simbolisasi pembukaan dilakukan dengan melambungkan kitiran ke udara oleh para pemangku kebijakan dan perwakilan kelurahan budaya. Momen itu menciptakan suasana penuh harapan, seolah menggambarkan cita-cita yang ingin diraih bersama. Setelah itu, prosesi berlanjut di luar GOR dengan pelemparan kreweng—pecahan genting yang melambangkan kepemilikan budaya serta penentuan arah perjalanan ke depan.
Usai seremoni, pengunjung langsung mengalir menuju Pasar Warga yang menyajikan kuliner khas serta kerajinan lokal dari berbagai kalurahan budaya. Keramaian juga tampak di Galeri Pengetahuan Budaya yang menghadirkan informasi mengenai tradisi, adat, dan sejarah desa-desa budaya di DIY. Tidak jauh dari sana, Panggung Warga menjadi pusat perhatian dengan beragam penampilan seni yang disajikan warga setempat.
Dodolanan 2025 juga menghadirkan kompetisi Gobak Sodor berskala besar, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga DIY serta KORMI. Gobak Sodor, yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada tahun 2022, kembali dihidupkan lewat pertandingan seru bertajuk Ngleluri Kabudayan Lumantar Olahraga Tradisional.
Sebanyak 26 tim putra dan 24 tim putri dari 41 kalurahan budaya turut meramaikan pertandingan. Laga pembuka tim putra mempertemukan Kalurahan Trimurti dan Margoagung, sementara tim putri dibuka oleh pertandingan antara Kalurahan Katongan dan Sendangrejo. Sorak-sorai penonton di dalam GOR Among Raga menambah semarak suasana.
Tak hanya menjadi penonton, masyarakat juga diajak bermain langsung berbagai permainan tradisional. Tawa anak-anak hingga orang dewasa terdengar saat mencoba dakon, egrang, engklek, hingga lompat tali. Seorang penari dari Gunungkidul mengaku senang bisa kembali menikmati permainan masa kecil. “Rasanya seperti nostalgia. Anak-anak sekarang perlu merasakan permainan seperti ini,” ujarnya.
Menjelang malam, keramaian bergeser ke Panggung Warga. Pengunjung memenuhi area untuk bernyanyi bersama, dan penyanyi Damara De berhasil menutup hari pertama dengan penampilan yang menggetarkan antusiasme massa. Suasana meriah itu menjadi bukti bahwa Dodolanan tidak hanya menghidupkan tradisi, tetapi juga menjadi ruang kebersamaan.
Program Dodolanan 2025 masih berlanjut hingga 7 Desember, menghadirkan Wicara Budaya dan Lokakarya yang terbuka untuk umum. Seluruh kegiatan dapat dinikmati tanpa pungutan biaya, menjadikannya sebagai salah satu agenda budaya paling inklusif di Yogyakarta.
Dengan perpaduan edukasi, hiburan, dan interaksi sosial, Dodolanan 2025 kembali mempertegas posisinya sebagai panggung besar bagi masyarakat untuk merayakan kekayaan budaya yang terus hidup dan berkembang di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca Lainnya
Inovasi Lingkungan: Warga Tanjung Perak Panen Rp6.000/Liter Hanya dengan Setor Minyak Jelantah ke Mesin Ucollect
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 4 Hari
Gianti Indonesian Fine Dining Resmi Hadir di Sagan, Tambah Pilihan Kuliner Premium di Yogyakarta
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 17 Hari
Ngayogjazz 2025 Hidupkan Imogiri dengan Perpaduan Jazz dan Tradisi
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 21 Hari
TTL Catat Kinerja Operasional Cemerlang: Arus Petikemas Meningkat Signifikan Didorong Rute Internasional Baru
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 25 Hari
5 Motor Bebek Paling Irit BBM 2025: Jagoan Hemat BBM untuk Harian dan Jarak Jauh
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 25 Hari
Pemerintah Dorong Akselerasi Program Tiga Juta Rumah Lewat KPP dan FLPP di Yogyakarta
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 27 Hari
Sejarah Baru Kuala Tanjung: PMT Berhasil Layani Pengapalan Perdana MSC Group, Buka Jalur Tetap Internasional di Selat Malaka
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Pelindo Regional 3 Hormati dan Kooperatif Terkait Penyitaan Uang Rp70 Miliar Kasus Korupsi Pelabuhan Tanjung Perak
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Tingkatkan Kualitas SDM Logistik, PT Terminal Teluk Lamong Luncurkan Program Akselerasi SIM Driver Andalan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
