Tingkatkan Kompetensi Guru, SMP Muhammadiyah 15 Surabaya Gelar Workshop Inovasi Asesmen Digital

Didik Hermawan
Jumat, 5 Desember 2025 17:22 WIB
Istimewa

Surabaya, eNews – SMP Muhammadiyah 15 Boarding School Surabaya menyelenggarakan kegiatan Digital Assessment Innovation Workshop for Educators yang diikuti oleh para pendidik, Jumat (5/12).

Kegiatan ini merupakan desiminasi atau praktik baik dari tugas mata kuliah Community Development Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang. Adapun mahasiswa yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah Mr. Eko Setiawan, Mr. Adi Cahyono yang biasa disapa UAC, Mrs. Putri Mei Asih, dan Mrs. Harizatun Naqiyah.

Acara diawali dengan sambutan dari Wakil Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 15 Boarding School Surabaya, Ustadzah Wasilatul Azizah, S.Pd. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada tim mahasiswa Pascasarjana UMM yang telah memilih sekolah ini sebagai mitra dalam pengembangan program pengabdian.

Ia menegaskan bahwa di era digital, guru tidak cukup hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga perlu memahami cara melakukan asesmen yang tepat, kreatif, dan relevan dengan perkembangan teknologi. Menurutnya, asesmen yang baik bukan hanya mengukur hasil akhir, tetapi juga mampu memantau proses belajar siswa dan membantu mereka berkembang secara optimal.

Sesi materi pertama disampaikan oleh Mr. Adi Cahyono, SE (UAC) yang membahas secara komprehensif tentang konsep asesmen dalam pembelajaran modern. Ia menjelaskan bahwa asesmen tidak boleh dipandang sebatas ujian atau tes yang dilakukan di akhir pembelajaran, tetapi sebagai bagian integral dari proses belajar itu sendiri.

Dalam pemaparannya, Mr. Adi menjelaskan tentang assessment as learning dan assessment for learning yang termasuk dalam kategori asesmen formatif, serta assessment of learning yang termasuk dalam asesmen sumatif.

Mr. Adi menggambarkan assessment as learning sebagai proses asesmen yang menempatkan siswa sebagai subjek aktif. Siswa didorong untuk melakukan refleksi terhadap proses belajarnya: apa yang sudah dipahami, bagian mana yang masih sulit, dan strategi apa yang perlu ia lakukan ke depan. Guru dalam hal ini berperan sebagai pendamping yang mengarahkan siswa agar mampu menilai dan mengembangkan dirinya sendiri. Sementara itu, assessment for learning dipaparkan sebagai asesmen yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru memberikan tugas, kuis singkat, pertanyaan pemantik, atau refleksi harian yang hasilnya digunakan untuk memperbaiki proses belajar, baik dari sisi siswa maupun dari cara mengajar guru. Asesmen ini bersifat formatif karena tujuannya membantu perkembangan, bukan sekadar memberi nilai.

Selanjutnya, Mr. Adi menjelaskan assessment of learning yang selama ini lebih dikenal sebagai asesmen sumatif. Asesmen ini biasanya dilakukan pada akhir suatu materi, tema, atau semester, seperti ujian akhir, ulangan blok, atau proyek besar yang merangkum seluruh pembelajaran. Ia menekankan bahwa assessment of learning memang penting untuk melihat pencapaian akhir siswa, namun tidak boleh berdiri sendiri tanpa ditopang oleh asesmen formatif sebelumnya. Dengan pemahaman ini, para guru diajak untuk menggeser paradigma penilaian dari sekadar “menghitung nilai” menjadi proses yang benar-benar membantu siswa berkembang sepanjang perjalanan belajarnya.

Setelah sesi tentang konsep asesmen, acara dilanjutkan dengan materi pemanfaatan platform digital zep quis yang disampaikan oleh Mrs. Putri Mei Asih. Dalam paparannya, Mrs. Putri menjelaskan bahwa penggunaan platform kuis digital seperti zep quis dapat menjadi solusi praktis bagi guru untuk menyelenggarakan asesmen yang lebih menarik dan interaktif. Guru tidak lagi bergantung hanya pada kertas dan pensil, tetapi dapat mengemas evaluasi dalam bentuk kuis digital yang mudah diakses lewat gawai siswa. Hal ini tidak hanya membuat suasana kelas lebih hidup, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang lebih dekat dengan dunia digital yang akrab dengan peserta didik masa kini.

Mrs. Putri menjelaskan bahwa melalui zep quis, guru dapat menyusun beragam bentuk soal, mulai dari pilihan ganda, benar-salah, hingga isian singkat. Setiap kuis yang dibuat dapat dilengkapi batas waktu, skor, dan tampilan hasil yang langsung muncul setelah siswa mengerjakan. Fitur-fitur ini memungkinkan guru untuk memperoleh umpan balik dengan cepat, sehingga bisa segera mengidentifikasi bagian materi yang masih sulit dipahami siswa. Selain itu, platform ini juga menyediakan rekapitulasi nilai secara otomatis, yang dapat diunduh dan disimpan sebagai bagian dari administrasi penilaian. Dengan demikian, pekerjaan guru dalam mengolah nilai menjadi lebih efisien.

Tidak hanya pemaparan teori, Mrs. Putri juga mengajak para guru untuk melakukan praktik langsung. Peserta diajak membuat akun, menyusun satu set kuis sederhana, kemudian mencoba mengakses kuis tersebut seolah-olah sebagai siswa. Dari simulasi ini, para guru dapat merasakan langsung bagaimana alur penggunaan zep quis, mulai dari proses login, pengerjaan soal, hingga melihat hasil dan laporan.

Selama sesi praktik, Mr. Eko Setiawan dan Mrs. Harizatun Naqiyah turut mendampingi dan membantu guru yang mengalami kendala teknis, sehingga seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan dengan baik.

Melalui Digital Assessment Innovation Workshop for Educators ini, kolaborasi antara Universitas Muhammadiyah Malang dan SMP Muhammadiyah 15 Boarding School Surabaya tampak nyata dan saling menguatkan. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk menerapkan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah dalam konteks nyata di sekolah, sementara guru mendapatkan wawasan baru tentang konsep asesmen dan pemanfaatan teknologi digital untuk menunjang pembelajaran.

Di akhir kegiatan, banyak guru yang menyampaikan harapan agar pelatihan serupa dapat berlanjut dengan pendalaman materi dan pengenalan berbagai platform edukasi digital lainnya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi SMP Muhammadiyah 15 Boarding School Surabaya untuk semakin mengembangkan budaya asesmen yang modern, berorientasi pada proses, berpihak pada perkembangan siswa, serta memanfaatkan teknologi secara optimal dalam dunia pendidikan.

Baca Lainnya