Isra Mikraj: Pelajaran Rohani dan Urgensi Shalat bagi Generasi Muda

Fathan Faris Saputro
Kamis, 30 Januari 2025 13:06 WIB
Foto: Istimewa

Lamongan, eNews - Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMA Muhammadiyah 4 Lamongan (Fourmula) menggelar peringatan Isra Mikraj di Mushola Ar. Fachruddin SMA Fourmula pada Kamis (30/1/2025). 

Acara ini menghadirkan narasumber Suwito, M.Pd.I., Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, serta dihadiri oleh para siswa, guru, dan pimpinan sekolah.

Dalam sambutannya, Kepala SMA Muhammadiyah 4 Lamongan, Dr. Didik Puji Wahyono, S.Si., M.Pd., MM, mengajak para peserta untuk memahami perjalanan spiritual Rasulullah SAW. 

Ia mengisahkan bahwa ketika Rasulullah melakukan perjalanan Isra Mikraj, ia melihat Nabi Adam AS menoleh ke kanan dengan ekspresi bahagia dan ke kiri dengan wajah sedih.

Ketika Rasulullah bertanya kepada Malaikat Jibril, dijelaskan bahwa Nabi Adam sedang melihat perbuatan amal keturunannya orang-orang yang taat membuatnya bahagia, sementara yang durhaka membuatnya sedih, ia mengajak para siswa untuk menyadari bahwa dalam kehidupan, kita akan selalu bertemu dengan orang yang membawa kebahagiaan dan kesedihan.

Dalam ceramahnya, Suwito, M.Pd.I. menjelaskan bahwa Isra Mikraj merupakan salah satu mukjizat besar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW setelah Al-Qur'an. 

“Peristiwa ini menjadi bukti kebesaran Allah SWT, kebenaran kenabian Rasulullah, serta realitas surga dan neraka,” tuturnya. 

Selain itu, Isra Mikraj juga menetapkan kewajiban shalat lima waktu, yang menjadi rukun utama dalam Islam.

Ia menegaskan bahwa shalat bukan sekedar kewajiban, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhkan diri dari perbuatan tercela. 

“Shalat itu bukan sekedar sekedar rutinitas, tetapi harus menjadi kebutuhan. Ketika seseorang benar-benar merasakan nikmatnya shalat, ia akan merasa tenang dan terhindar dari maksiat,” tegasnya.

Lebih lanjut, Suwito menyoroti bagaimana manusia sering kali terjebak dalam kecintaan terhadap dunia sehingga lalai dalam beribadah. 

"Fenomena terlambatnya shalat Subuh itu nyata. Banyak orang lebih mengutamakan tidur daripada bangun untuk shalat. Ini adalah tanda bahwa hati kita masih lebih condong ke dunia daripada akhirat," ungkapnya. 

Ia juga mengingatkan bahaya riba yang diharamkan dalam Islam, menekankan bahwa mencari rezeki harus dilakukan dengan cara yang halal dan berkah.

Dalam perjalanan Isra Mikraj, Rasulullah SAW bertemu dengan beberapa nabi ketika naik dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha. Beliau bertemu dengan Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Nabi Yahya di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh.

Ketika Rasulullah bertemu Nabi Musa, beliau mendapat nasehat penting mengenai kewajiban shalat. Bahkan Nabi Musa sempat menangis ketika mengetahui bahwa umat Nabi Muhammad akan lebih banyak yang masuk surga dibandingkan umatnya, ujar Suwito.

Dari peristiwa ini, Suwito menegaskan bahwa orang yang ingin sukses harus melalui perjuangan yang berat. 

“Shalat yang diperintahkan dalam peristiwa Isra Mikraj mempunyai tujuan untuk menjaga umat Islam dari amalan tercela, baik di dunia maupun di akhirat. Jika kita mampu menjaga shalat, maka insyaAllah Allah akan menjaga hidup kita,” tutupnya.

SMA Muhammadiyah 4 Lamongan Fourmula Sekolah Sehat Berita Jawa Timur
Baca Lainnya