Optimalkan Pengasuhan, MPKS PDM Surabaya Studi Kunjung Pondok Pesantren Al Islah Paciran Lamongan

yupan
Sabtu, 11 Mei 2024 07:22 WIB
Kepala dan Kaur Pendidikan LKSA Muhammadiyah se-kota Surabaya kunjungi Pondok Pesantren Al Islah Paciran Lamongan (doc.eNews)

Lamongan, eNews - Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Surabaya melaksanakan Studi Kunjung ke Pondok Pesantren Al Islah Paciran Lamongan, Jumat-Sabtu (10-11/5/24).

Kegiatan tersebut diikuti Kepala dan Kaur Pendidikan Panti Asuhan atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Muhammadiyah se-kota Surabaya.

Hadir dalam pembukaan kegiatan, Pengasuh Pondok Pesantren Al Ishlah Drs KH Muhammad Dawam Saleh, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Ishlah H Ahmad Thohir, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya H M Arif An SH, serta Ketua MPKS PDM Surabaya Ferry Yudi Antonis Saputra SHI MPdI.

Ketua MPKS PDM Surabaya Ferry Yudi Antonis Saputra SHI MPdI mengimbau para peserta studi kunjung memakai sarung sebagai filosofis nyantri ke Kyai Dawam 

"Mari bersama-sama, malam hari ini kita nyantri untuk menyerap pengalaman, bagaimana perjuangan, kegigihan, kesabaran, dan keuletan Kyai Dawam menyampaikan menyampaikan visi beliau," ujarnya.

Masih Ferry Yudi menceritakan, bagaimana dulu ayah Kyai Dawam, menangis melihat putranya setelah mengenyam pendidikan tinggi pulang ke desa, namun setelah dijelaskan ingin mendirikan pondok baru memahami dan mendukungnya.

"Ini periode kedua MPS menjadi MPKS ada 1 visi bersama yakni program Gen Q-45, dimana mereka boleh kuliah di jurusan apapun, tetapi hati dan pikirannya senantiasa terpaut dengan Al-Qur'an," paparnya.

"Alhamdulillah, selama ini bapak-bapak kepala panti Istiqomah, namun tidak cukup dengan standard saja, perlu adanya perluasan pikiran supaya ada semangat yang lebih besar, karena diluar sana tantangan jauh lebih besar.

Maka dari itu, sambung Ferry Yudi, salah satunya berkunjung ke Pondok Pesantren Al Islah Paciran Lamongan supaya para pengurus panti semakin bersemangat untuk mendidik para santri menjadi kader-kader Persyarikatan sesuai pesan KH Ahmad Dahlan, jadilah dokter, polisi, atau apapun, tetapi kembalilah kepada rumah besar yakni persyarikatan Muhamadiyah. 

"Maka, kami mohon kepada Kyai Dawam berkenan memberikan inspirasi dan pencerahan kepada kami semua, kepala dan kaur pendidikan LKSA Muhammadiyah berpartisipasi untuk mengawal Gen Q-45 untuk menghasilkan generasi Robani yang berkarakter Qur'an," pintanya.

Sementara, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya H M Arif An SH sangat bangga dan mengapresiasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan MPKS PDM Surabaya.

"Ini merupakan bentuk komitmen kita bahwasanya disetiap aktivitas Amal Usaha di Muhammadiyah adalah membentuk kader, salah satunya di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.

Masih Arif An, kader itu dipersiapkan, jangan kebetulan, atau dipaksa karena tidak ada kadernya.

"Kita jaga ulama kita di Muhamadiyah, ulama kita sedikit namun jadwal pengajiannya banyak, dan tidak bisa menolak, mulai kuliah subuh, dhuhur dan lain sebagainya, nah ini harus kita persiapkan," tuturnya.

Arif An berharap, dengan forum tersebut, kalau memang betul panti ingin menjadi pondok pesantren, maka jangan segan-segan atau separuh-separuh dalam menjalankannya.

"Maka setelah acara ini, saya berharap kita MOU dengan Al-Islah, dimana semua pengasuh harus dari Al-Islah, supaya pengasuh kita paham tentang pondok pesantren agar bisa mencetak kader-kader militan," ujarnya.

Lanjut Arif An, dengan begitu, para pengasuh akan paham tentang pondok pesantren atau ilmu pesantren, karena lulusan dari pondok pesantren.

"Tidak usah pakai lamaran, ambil saja dari Al-Islah, gajinya dibuat UMR, supaya lebih semangat, masak gajinya kalah dari petugas kebersihan dari Pemkot dengan jam kerja mulai habis subuh sampai pukul 12 siang dengan gaji UMK," ujarnya.

"Namun pada kenyataannya, masih banyak pengasuh mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi mengurus anak panti yang gajinya bahkan kurang dari satu juta," imbuhnya.

Alumni panti asuhan Achmad Dahlan sambung Arif An, awal periode berdiri mulai SMP ke SMA harus masuk pesantren.

"Jika serius kalau LKS arahnya adalah pesantren, maka para pengasuh harus lulusan ponpes dan harus tegas," ungkapnya.

"Setelah ini, harus ada MOU,  kontribusi apa dari kedua belah pihak yang bisa di kerjakan," tandasnya. (yud)

Baca Lainnya
Peduli Sosial, Masjid Al-Amin Gelar Pengobatan Gratis 
Yuan Ariani
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 1 Bulan
Jumat Berkah SD Muhammadiyah 12 Surabaya 
Dzanur Roin
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 2 Bulan