Pementasan Perjalanan Diplomasi Soekarno dalam  Pencarian Makam  Imam Al Bukhari

Andi Hariyadi
Sabtu, 28 Juni 2025 11:58 WIB
Istimewa

Surabaya, eNews - Mengawali tahun baru Islam 1447 H warga Surabaya bisa berkesempatan menyaksikan tablo teater dan musik yang menggambarkan perjalanan Ir. Soekarno Presiden pertama Republik Indonesia untuk bisa berziarah ke makam Imam Al Bukhori pada tahun 1956 di Uzbekistan yang saat itu masih menjadi negara bagian Uni Sovyet.

Di Balai Budaya Surabaya pada hari Jumat malam (27/6/2025). Demikian disampaikan Andi Hariyadi saat hadir dan menyaksikan pementasan tersebut.

Lanjutnya,  warga Surabaya beserta tokoh agama, anggota DPR RI, Karang Taruna serta generasi muda begitu antusias ingin mengetahui ada  hubungan apa  antara Imam Bukhari dengan Ir. Soekarno dengan memenuhi Balai Budaya sejak selepas Magrib dan pementasannya selepas sholat Isya' dengan durasi sekitar 1 jam, diselenggarakan oleh Yayasan Taut Seni, disutradarai Ahmad Fauzi dan Vaikhon Umarov, diperankan aktor Indonesia dan Uzbekistan.

Kolaborasi pementasan seperti ini bagus sekali, tidak hanya untuk lebih mengetahui sejarah perjuangan bangsa tetapi juga membangun kerjasama antar negara dan menginspirasi generasi untuk mampu berkarya menyuguhkan momen momen penting perjalanan bangsa di kancah dunia internasional. 

Lanjut Andi Hariyadi yang menjadi Ketua Majelis Pustaka Informatika dan Digitalisasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya menambahkan, adegan Soekarno yang begitu berharap untuk bisa ditemukan makam Imam Al Bukhori di Uzbekistan menjadi media diplomasi yang luar biasa untuk bisa memenuhi undangan kenegaraan dari Presiden Uni Soviet Nikita Sergeyevich  Khrushchef.

Meski tidak mudah untuk menemukan makam tersebut karena Pemerintahan Uni Soviet berhaluan Komunis yang menelantarkan situs situs keagamaan, dan ketika ada kabar telah ditemukan makam Imam Al Bukhari sebagai salah satu  perawi hadist yang sangat terkenal karena keilmuannya sebagai ulama besar yang menjadi rujukan, delegasi Republik Indonesia yang dipimpin presiden Soekarno bertolak memenuhi undangan tersebut sekaligus untuk berziarah ke makam Imam Al Bukhari.

Soekarno telah berhasil menunjukkan kemampuan diplomasinya sekaligus kepedulian untuk penghormatan terhadap para ulama yang begitu besar jasanya dengan karya tulisnya berupa kitab Hadits sebagai bahan belajar Soekarno.

Adegan koordinasi, penulisan surat Soekarno dari Ende, komitmennya pada nilai nilai Pancasila, pertemuan dengan Khurchef dan perjalanan menuju makam hingga berada di makam Imam Bukhori di Samarkand begitu bagus dengan kolaborasi artis dari Uzbekistan, serta ada iringan lagu Ya Lal Wathon dan Mars Sang Surya semakin menunjukkan ukhuwah antara Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama.

Menurut Andi yang juga pegiat sejarah ini menyampaikan, ada banyak sejarah bangsa yang bisa dibuat karya seni, dengan suguhan yang lebih kreatif lebih lebih di era digital sekarang ini, agar generasi muda kita tidak melupakan sejarah bangsa.

Diakhir pementasan dibacakan catatan Soekarno kepada warga dan masyarakat, Hari ini saya meninggalkan Tazkand, tetapi hati saya akan selalu teringat kepada saudara saudara dan kebaikan budi saudara saudara.

Juga segenap usaha saudara di atas lapangan ketatanegaraan dan kemasyarakatan tidak akan saya lupakan.

"Karena itu saya meninggalkan Tazkand dengan berseru kepada saudara: Selamat tinggal, selamat bekerja. Hiduplah persahabatan kita, jauh di mata dekat di hati," pungkasnya.

Baca Lainnya