PKK RW 7 Candi Lontar Surabaya Gandeng STIE YAPAN: Aplikasi Simpan Pinjam Digital Dorong Transparansi Keuangan Warga

yupan
Jumat, 3 Oktober 2025 11:00 WIB
Didukung Hibah PMP DPPM Kemdiktisaintek, program menargetkan tata kelola yang akuntabel dan inklusif. (Foto/Istimewa)

Surabaya, eNews — PKK RW 7 Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, berkolaborasi dengan tim dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YAPAN Surabaya untuk mengembangkan aplikasi simpan pinjam digital yang dirancang khusus bagi kebutuhan komunitas.

Inisiatif ini lahir dari kebutuhan nyata di lapangan: sistem manual yang selama ini digunakan kerap memunculkan kendala, mulai dari kesalahan pencatatan, keterlambatan penyusunan laporan, hingga minimnya akses informasi bagi anggota.

Dengan pendekatan berbasis teknologi, program ini menargetkan penguatan tata kelola keuangan warga secara transparan, efisien, dan akuntabel.

Ketua Tim Hibah PMP Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YAPAN, Gusti Dian Prayogi, menegaskan bahwa digitalisasi bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendesak untuk memperbaiki proses.

“Melalui aplikasi digital, kami ingin membantu ibu-ibu PKK mengelola keuangan komunitas dengan lebih efisien, transparan, dan akuntabel. Data yang rapi akan memudahkan pengambilan keputusan serta mendorong budaya pelaporan yang lebih disiplin,” ujarnya kepada awak media eNews.id, Jumat (3/10/2025).

Aplikasi yang dikembangkan memanfaatkan Microsoft Access dan Visual Basic for Applications (VBA) sehingga relatif mudah dioperasikan, aman, serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi setingkat RW.

Fitur yang disediakan meliputi pencatatan transaksi otomatis, pengelolaan anggota dan pinjaman, rekonsiliasi kas, serta laporan keuangan real-time yang dapat dicetak secara periodik.

Selain fungsi inti, tim juga membekali aplikasi dengan pengamanan data dan panduan prosedur sederhana agar keberlanjutan penggunaan dapat terjaga, sekalipun terjadi pergantian pengurus.

Tak hanya menyerahkan perangkat lunak, tim Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YAPAN menyelenggarakan pelatihan intensif yang mencakup pengenalan fitur, praktik pembukuan digital, penyusunan SOP keuangan, hingga simulasi audit internal.

Pelatihan ini dirancang bertahap agar peserta dapat beradaptasi tanpa beban, mengingat latar belakang literasi digital yang beragam.

“Kami memulai dari hal paling mendasar mengenal antarmuka, input data, hingga membaca laporan. Begitu peserta nyaman, barulah masuk ke tata kelola dan audit sederhana,” jelas Gusti.

Dari pihak PKK, Ibu Wiwik, Ketua Pengurus Koperasi Simpan Pinjam PKK RW 7, mengapresiasi dukungan yang diberikan.

“Saya mengucapkan terima kasih atas kunjungan dosen-dosen dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YAPAN Surabaya. Sebelum pelatihan, kami ini gaptek, manajemen koperasi juga masih kurang terencana. Alhamdulillah, dengan adanya pelatihan ini kami mendapat tambahan ilmu dan masukan yang sangat bermanfaat,” tuturnya.

Meski mengakui ada tantangan pribadi karena faktor usia, semangat belajar tetap tinggi. “Namanya sudah berumur, ya agak kesulitan kalau belajar. Tapi intinya kami senang sekali, termotivasi, dan ingin terus belajar lebih baik lagi,” katanya sambil tersenyum.


Istimewa

Harapan agar program ini berkesinambungan mengemuka dalam sesi evaluasi. PKK RW 7 menilai pendampingan lanjutan seperti klinik laporan bulanan dan pemutakhiran fitur akan memperkuat disiplin pencatatan dan kepercayaan anggota.

Dengan data yang lebih tertata, pengurus dapat memetakan arus kas, mengantisipasi keterlambatan pembayaran, dan menyampaikan posisi keuangan secara terbuka dalam pertemuan rutin.

Transparansi semacam ini diharapkan dapat menumbuhkan partisipasi dan rasa memiliki di kalangan anggota.
Dampak program tidak berhenti pada efisiensi teknis.

Digitalisasi simpan pinjam turut meningkatkan literasi keuangan warga, terutama perempuan sebagai motor penggerak ekonomi keluarga.

Melalui pelatihan, pengurus dan anggota diperkenalkan pada prinsip pencatatan sederhana, penganggaran, serta pentingnya jejak data untuk perencanaan jangka panjang.

Dalam jangka menengah, praktik baik ini berpotensi direplikasi ke RW lain di Kelurahan Lontar dan wilayah sekitarnya, menciptakan ekosistem tata kelola komunitas yang lebih modern dan terbuka.

Secara lebih luas, inisiatif ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pilar pemberdayaan perempuan, inklusi keuangan, dan pengurangan kesenjangan.

Akses teknologi yang ramah pengguna memungkinkan kelompok warga di akar rumput mengelola dana secara profesional, mengurangi risiko salah urus, dan memperkuat akuntabilitas sosial.

Di tingkat kebijakan, keberhasilan model ini dapat menjadi rujukan bagi program-program pemberdayaan yang serupa, terutama di lingkungan perkotaan dengan dinamika sosial ekonomi yang beragam.

Keberhasilan pelaksanaan program ini tidak lepas dari dukungan pendanaan pemerintah. Tim pengabdian Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YAPAN Surabaya menyampaikan terima kasih kepada DPPM (Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Kemdiktisaintek atas dukungan Hibah Program Pemberdayaan Masyarakat Pemula (PMP) yang memungkinkan program berjalan terukur, tertata, dan berdampak nyata bagi warga.

Pendanaan tersebut tidak hanya menopang pengembangan aplikasi dan pelatihan, tetapi juga memberi ruang eksplorasi untuk inovasi fitur serta skema replikasi di komunitas lain.

Ke depan, tim merencanakan beberapa langkah lanjutan seperti pembentukan help desk komunitas yang dikelola relawan mahasiswa untuk menjawab pertanyaan teknis harian; penambahan modul pengingat jatuh tempo dan dashboard ringkas bagi anggota; serta penyusunan paket replikasi berisi panduan instalasi, SOP, dan materi pelatihan yang siap dipakai oleh RW lain.

Dengan pendekatan yang sistematis, transformasi digital di tingkat komunitas diharapkan tidak sekadar proyek sesaat, melainkan menjadi kebiasaan baru dalam pengelolaan keuangan yang jujur dan bertanggung jawab.

Pada akhirnya, kolaborasi PKK RW 7 dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YAPAN menunjukkan bahwa digitalisasi yang dirancang sesuai kebutuhan lokal dapat menghadirkan solusi konkret: laporan lebih cepat, data lebih akurat, dan komunikasi yang lebih terbuka antara pengurus dan anggota.

Dengan dukungan DPPM Kemdiktisaintek melalui Hibah PMP, inisiatif ini menegaskan bahwa tata kelola keuangan yang baik bukan monopoli lembaga besar—komunitas warga pun mampu, asal diberi alat, pendampingan, dan kesempatan untuk tumbuh.

Baca Lainnya