Surabaya, eNews - Guna meningkatkan budaya literasi di lingkungan sekolah, SD Muhammadiyah 21 Surabaya adakan pelatihan jurnalistik pada Sabtu (21/12/2024).

Pelatihan yang mengusung tema “Membumikan Budaya Literasi Guru dan Karyawan SD Muhammadiyah 21 Surabaya” tersebut diikuti oleh 25 staf pengajar/guru dari jenjang kelas 1 sampai 6.

Dalam pelatihan tersebut, SD Muhammadiyah 21 mengundang editor Jawa Pos dan Klikmu.co, Ahmad Santoso, M.Pd sebagai narasumber.

Pelatihan yang dimulai pukul 10 pagi tersebut langsung dibuka oleh kepala sekolah SD Muhammadiyah 21, Priyo Sasongko, S.Pd.
Dalam sambutannya, Priyo Sasongko menyampaikan harapannya terkait diadakannya pelatihan jurnalistik tersebut.

“Terimakasih kepada ustadz/ustadzah SD Muhammadiyah 21 sudah hadir untuk mengikuti pelatihan jurnalistik ini. Meskipun weekend, namun kita harus tetap produktif, salah satunya yakni dengan belajar menulis,” ucap Priyo.

“Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan para ustadz/ustadzah lebih termotivasi untuk gemar menulis, terutama dalam penulisan berita sekolah, sehingga akan berimbas pada semakin dikenalnya sekolah kita di masyarakat yang lebih luas,” imbuhnya.

Usai sambutan kepala sekolah, narasumber Ahmad Santoso, M.Pd memulai pelatihannya dengan menyampaikan bagaimana cara menulis berita yang baik dan benar.

“Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menulis sebuah berita, yakni akurat, objektif, lengkap/berimbang, dan juga hangat (baru terjadi/tidak lama atau basi),” terang Mas San, panggilan akrabnya.

“Selain isi dari suatu berita, pemilihan foto yang tepat juga penting. Pilihlah foto yang hidup, yakni foto yang dapat menggambarkan kegiatan atau kejadian yang diberitakan dengan jelas. Pilih posisi yang bagus saat mengambil moment, jadi jangan asal jepret,” imbuhnya.

Tidak hanya menerima materi saja, dalam kegiatan tersebut, para peserta pelatihan juga diajak untuk praktik langsung dalam menulis berita kegiatan pelatihan jurnalistik yang diikuti pada hari itu.

Salah satu peserta pelatihan, Miftachul Chasanah, S.Th.I mengaku masih sedikit kesulitan karena baru pertama kali mencoba menulis berita.

“Bismillah, ini saya masih mencoba untuk menulis berita. Jujur saya masih merasa sedikit kesulitan dalam menuangkan kata-kata kedalam tulisan karena ini baru pertama kalinya saya mencoba menulis berita. Tapi insyaa Allah saya tetap bersemangat, semoga hasilnya nanti baik,” ungkap perempuan yang menjabat sebagai kepala urusan bidang TPA tersebut.

Selanjutnya, semua peserta diminta mengumpulkan hasil tulisannya untuk dinilai oleh narasumber dan akan dipilih 2 peserta dengan berita terbaik.

Diakhir acara, Ahmad Santoso mengumumkan 2 peserta terbaik dalam praktik penulisan berita, yakni Dyahayu Woro Wiranti, S.Pd (guru Ismuba kelas 2) dan Zubaidi, S.Ag (guru Ismuba kelas 4).

Masing-masing mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp100.000,00.
Dalam kesempatan yang sama, salah satu peserta terbaik, Dyahayu Woro Wiranti mengaku terkejut saat namnya dipanggil sebagai salah satu peserta terbaik.

“Saya cukup terkejut ketika nama saya diapanggil sebagai salah satu peserta terbaik. Saya tidak menyangka, karena saya merasa para ustadz/ustadzah yang lain memiliki potensi yang lebih baik daripada saya. Namun saya tetap bersyukur dan pastinya senang sekali. Alhamdulillah,” ungkap Ranti, sapaan akrabnya.

Setelah menyerahkan hadiah, Ahmad Santoso menyampaikan pesannya kepada guru-guru SD Muhammadiyah 21 Surabaya tetap produktif dalam menulis.

“Jangan sampai berhenti belajar menulis, karena jika sekali berhenti belajar, maka akan susah untuk memulai kembali dalam menulis. Jadi harus tetap produktif dan istiqamah, diusahakan minimal dalam satu minggu bisa menulis satu hingga dua berita apapun yang terkait dengan sekolah,” pesannya didepan seluruh peserta pelatihan.