Inilah Pesan dan Harapan Ketua Umum PW IPM Jatim kepada Pelajar Jawa Timur

Shelsa Aurelia
Rabu, 24 Juli 2024 19:46 WIB
Foto: Istimewa

Ponorogo, eNews - Pimpinan Wilayah Ikatan Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Timur berkolaborasi dengan Pimpinan Daerah IPM (PD IPM) Kota Ponorogo dalam perhelatan Gebyar Penutupan Fortasi 2024 dan Resepsi Milad IPM ke-63, Rabu (24/7/2024).

Kegiatan Fortasi atau Forum Ta'aruf dan Orientasi adalah serangkaian seremonial acara penyambutan siswa-siswi baru di seluruh sekolah Muhammadiyah dari jenjang SMP hingga SMA. Acara ini merupakan acara yang khas yang hanya dimiliki oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah dalam rangka menyambut dan mengenalkan lingkungan sekolah maupun keluarga besar Muhammadiyah.

Salah satunya mengenalkan IPM sebagai salah satu organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah kepada siswa-siswi baru tersebut. Hal ini menjadikan IPM sebagai sentral penggerak dan pelaksana sekaligus wajah dari serangkaian kegiatan Fortasi tersebut. 

Penutupan Fortasi tahun ini dimeriahkan dengan gebyar pawai oleh 1.400 peserta dari seluruh SMP-SMA se-Kota Ponorogo yang diarak mengelilingi Gedung Kesenian Ponorogo sebagai lokasi dilangsungkannya acara.

Dalam sambutan Ketua Umum PW IPM Jawa Timur, Hengki Pradana, menyampaikan bahwa Kota Ponorogo adalah simbol kebudayaan di Jawa Timur.

Hal ini dibuktikan dengan kesiapan Kota Reog sebagai lokasi penutupan Fortasi 2024 yang sebelumnya dibuka di Kabupaten Sidoarjo sekaligus menandakan adanya pemerataan kegiatan IPM di seluruh Jawa Timur.

Ia juga berpesan bahwa kader IPM harus bangga dengan budaya daerah, "Tak boleh gagap dengan kebudayaan daerah dan tak boleh malu atau minder untuk memakai baju daerah masing-masing dalam forum-forum daerah maupun wilayah," ujarnya saat memberi sambutan dengan mengenakan Warok, baju khas Kota Ponorogo, lengkap dengan blangkonnya.

Menanggapi issue bullying yang diangkat sebagai tema Fortasi tahun ini, Hengki Pradana menekankan, "Stop bullying bukan lagi tentang bagaimana berhenti mengolok-olok sesama, tetapi juga berhenti catcalling dan body shamming." 

Dalam arak-arakan pawai, peserta pawai juga membawa spanduk-spanduk yang telah ditandatangani sebagai bukti komitmen stop dan anti bullying atau perpeloncoan yang kerap marak terjadi di acara pengenalan sekolah serta membawa kreativitas daur ulang sampah sebagai kesadaran kerusakan lingkungan.

Ketua Umum PW IPM Jawa Timur berharap dalam momen Gebyar Penutupan Fortasi sekaligus Refleksi Milad IPM ke-63 ini dapat menumbuhkan kesadaran dan kesolidan diantara para pelajar pada umumnya. 

Sedangkan bagi para pelajar Muhammadiyah khususnya dapat mengambil peran sebagai contoh sekaligus pelopor dalam penyelenggaraan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah yang lebih ramah dan inklusif.

"Teruntuk seluruh kader IPM hendaknya konsisten melaksanakan perkaderan IPM, sebab IPM akan terus tumbuh dan ada dimanapun kalian berada," pungkasnya.

Baca Lainnya
Kendangsari Peduli Galakkan Jimpitan Bantu Masyarakat Dhuafa 
Zubaidulloh Ubed
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 17 Hari
Amal Usaha Muhammadiyah Sambikerep Surabaya Pencetak Hafidzah
Anang Dony Irawan
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 1 Bulan