Inovasi Swasembada Pangan Tanpa Perlu Lahan Luas dan Modal Besar Ala Dr Sigit Setyawadi
Zubaidulloh Ubed
Rabu, 11 September 2024 08:10 WIB
Kota Batu, eNews - Indonesia sendiri dikenal sebagai Negara Agraris atau negara dengan lahan pertanian yang sangat luas dan subur. Dengan julukan tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara Penghasil Beras Terbesar di Dunia. Namun sayangnya, sampai saat ini Indonesia masih terus melakukan impor beras untuk memenuhi pasokan cadangan pangan di Indonesia.
Atas dasar tersebut, Dr Sigit Setyawadi, seorang mantan dokter Kandungan yang saat ini tinggal di Griya D Baca Kota Batu, memiliki sebuah Inovasi untuk membuat sebuah Sistem serba otomatis yang dinamakan dengan Autoponik.
"Sistem ini saya namakan Sistem Autoponik yang berjalan secara otomatis dimulai dari maggot, sejenis larva lalat tertentu yg diberi makan sampah. Maggot ini kemudian masuk ke kolam lele. Dari kolam lele ini, airnya akan mengalir ke tanaman yang kita tanam. Dengan cara ini, semuanya akan berjalan secara otomatis tanpa perlu campur tangan kita setiap hari," ujar Dr Sigit Setyawadi ketika diwawancarai di kediamannya, Griya D BACA Kota Batu via WhatsApp, Rabu (11/9/24).
Meskipun ada banyak tanaman, tujuan utama Dr Sigit Setyawadi membuat Sistem ini adalah untuk mewujudkan Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045. Dimana saat ini jumlah penduduk Indonesia terus bertambah 6 jt setiap tahunnnya atau setara dengan 450 rb ton gabah yang perlu di produksi.
Jika setiap hektar sawah bisa menghasilkan 10 ton per tahun, maka butuh tambahan lahan sekitar 45 rb hektar. Namun kenyataannya, lahan pertanian saat ini semakin berkurang, terutama di Pulau Jawa.
"Sistem ini memungkinkan kita menanam Padi di halaman rumah sendiri dengan cara yang sangat praktis dan ekonomis. Bayangkan, Jika separuh kebutuhan beras bisa dipenuhi keluarga sendiri, kita tidak perlu lagi mengimpor beras," imbuhnya.
Mengenai biaya perawatan, Dr Sigit mengatakan, "Hampir Tidak ada biaya perawatan. Begitu sistem nya jadi, kita tinggal duduk dan menikmati hasilnya. Bahkan listrik untuk menjalankan sistem ini tidak terlalu besar. Sistemnya sangat hemat air, karena penguapan air yang terjadi di bagian tanaman akan digantikan otomatis oleh air dari kolam lele. Yang perlu diperhatikan hanya mengganti tas kresek yang menutupi galon sekitar setahun sekali untuk mencegah oksidasi."
Melalu Inovasi Sistem Autoponik ini, Dr Sigit Setyawadi berharap dapat berkontribusi untuk mewujudkan Swasembada Pangan demi tercapainya target Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045.
Baca Lainnya
TTL Catat Kinerja Operasional Cemerlang: Arus Petikemas Meningkat Signifikan Didorong Rute Internasional Baru
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 3 Hari
5 Motor Bebek Paling Irit BBM 2025: Jagoan Hemat BBM untuk Harian dan Jarak Jauh
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 3 Hari
Pemerintah Dorong Akselerasi Program Tiga Juta Rumah Lewat KPP dan FLPP di Yogyakarta
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 5 Hari
Sejarah Baru Kuala Tanjung: PMT Berhasil Layani Pengapalan Perdana MSC Group, Buka Jalur Tetap Internasional di Selat Malaka
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 7 Hari
Pelindo Regional 3 Hormati dan Kooperatif Terkait Penyitaan Uang Rp70 Miliar Kasus Korupsi Pelabuhan Tanjung Perak
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 9 Hari
Tingkatkan Kualitas SDM Logistik, PT Terminal Teluk Lamong Luncurkan Program Akselerasi SIM Driver Andalan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 9 Hari
Bongkar Muatan Ekspor Terpapar Cesium-137 di Tanjung Perak Berjalan Aman di Bawah Pengawasan Bapeten
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 10 Hari
Jogja Wedding Sale 2025 Tampilkan Tren Baru Pernikahan dan Kuliner di Yogyakarta
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 13 Hari
Jogja Cultural Wellness Festival 2025 Angkat Kearifan Lokal dan Gaya Hidup Sehat
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 13 Hari
Jogja Eco Style 2025: Dari Yogyakarta, Fesyen Hijau Indonesia Menyapa Dunia
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 22 Hari
