Ketua PCM Mulyorejo Luncurkan Buku Baru, 'Menjadi Guru Konselor: Guru Dirindukan Siswa' di Kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya

NS
Kamis, 30 Januari 2025 13:13 WIB
Peluncuran buku bersama Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Kabid GTK, Kabid SD, Kabid Sekmen, Kabid PAUD & PNF. (Foto: Istimewa)

Surabaya, eNews - Merespon gagasan yang disampaikan oleh Mendikdasmen, Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. terkait dengan "Guru Konselor dan Pendekatan Deep Learning." Najib Sulhan, ketua PCM Mulyorejo yang kini menjadi Head of Alazka Training Center (ATC) Surabaya membuat buku berjudul "Menjadi Guru Konselor: Guru Dirindukan Siswa". 

Buku yang terdiri dari lima bab ini telah diluncurkan di Kantor Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya bersama Kepala Dispendik Kota Surabaya  Yusuf Masruh. Sekretaris Kadispendik, Putri Aisyah Mahanani.  Hadir pula Kepala Bidang GTK, Tri Endang Kustianingsih. Kabid SD, Munaiyah.  Kabid Sekmen, Ahmad Syahroni. Juga Kabid  PAUD dan PNF, Mohammad Sufyan.

Menurut Najib, pada dasarnya, seorang guru harus mampu menjadi konselor. Selain mengajar dan mendidik, juga mampu membimbing, membina, dan memotivasi. Inilah sesungguhnya guru yang selalu dirindukan oleh siswa.

"Untuk itu pemahaman tentang profesi guru menjadi penting. Dengan pemahaman yang benar, akan tumbuh keseriusan, kemauan yang kuat, dan bekerja penuh bahagia." lanjutnya. 

Sebagai seorang guru konselor, maka perlu mengenali karakteristik siswa. Baik terkait potensi, perilaku, gaya belajar, termasuk kesulitan belajarnya.

Pada bagian terakhir buku ini, tentang pemahaman deep learning atau pembelajaran mendalam. Pada pembelajaran mendalam ada 4  kerangka kerja yang harus dilaksanakan. 

Najib Sulhan menguraikan konsep lengkap terkait pendekatan deep learning. Pertama, kerangka pembelajaran deep learning yang terdiri dari empat pilar, yaitu praktik pedagogis, lingkungan pembelajaran, pemanfaatan digital, dan kemitraan pembelajaran.

Kedua, pengalaman belajar dalam pendekatan deep learning, yaitu memahami konten, mengaplikasikan apa yang telah difahami, dan merefleksi.

Ketiga, prinsip pembelajaran deep learning, terkait dengan dua hal, yaitu pertama terkait proses, pembelajaran berkesadaran (Mindful Learning),  pembelajaran bermakna (Meaning full Learning), dan Pembelajaran menyenangkan (Joyful Learning). Kedua, sasaran pembelajaran untuk pembentukan karakter, meliputi empat hal, yaitu olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetika).

Keempat, dimensi profil lulusan. Untuk pendekatan deep learning ada delapan profil lulusan. 
1. Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kewargaan.
3. Perkenalan Kritis (Berfikir Kritis)
4. Kreativitas
5. Kolaborasi
6. Kemandirian
7. Kesehatan
8. Komunikasi

Ada satu lagi yang sesungguhnya menjadi model dalam deep learning, yaitu ada 10 langkah pembelajaran berbasis bukti. Yang ini bisa diuraikan lebih detail lagi.

"Semoga guru mampu memahami secara benar tentang deep learning. Dengan pemahaman yang benar akan menjadi guru yang dirindukan oleh siswa." pungkasnya.

Baca Lainnya
Ramanda Yusman, Pejuang Hizbul Wathan Sampai Akhir Hayat
Salman Al Farisi
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 7 Hari