Pertunjukan Tari "Moana" Tanpa Dialog, Premiere School of Ballet Pukau Penonton

Armand
Senin, 3 Februari 2025 17:57 WIB
Foto: Istimewa

Surabaya , eNews - Siapa sangka film animasi Disney "Moana" dapat diadaptasi menjadi sebuah pertunjukan tari yang memukau tanpa dialog, Premiere School of Ballet berhasil mewujudkan keajaiban tersebut dalam pementasannya, Sabtu (1/2/2025). 

Selama satu jam penuh, sekolah balet yang berdiri sejak tahun 2001 ini menyuguhkan kisah Moana yang memikat hati penonton dari segala usia.
 
Pertunjukan dimulai dengan menampilkan Moana kecil yang kemudian tumbuh menjadi remaja, diperankan oleh Farahdhila, murid Grade 5 Premiere.  

Mengikuti alur cerita film, Moana remaja memulai petualangannya mengarungi lautan untuk mengembalikan "Heart of Te Fiti" dan menyelamatkan pulau Motunui dari kutukan.  

Ia dibantu oleh Maui, manusia setengah dewa yang diperankan oleh Michael, seorang murid sekaligus pengajar dance hip hop di Premiere.
 
Perjalanan Moana dan Maui dipenuhi dengan berbagai tantangan, mulai dari serangan bajak laut Kakamora, pemandangan meteor bertaburan, hingga petualangan di goa kepiting raksasa Tamatoa. 

Puncak pertunjukan adalah pertemuan Moana dengan Te Ka, yang sebenarnya adalah Te Fiti.

"Pertunjukan ini mengikuti alur cerita filmnya, dan tanpa dialog beda dari pertunjukan sebelum-sebelumnya," tutur sylvi.

Keunikan pertunjukan ini terletak pada penyampaian cerita tanpa dialog. Namun, pemilihan lagu yang tepat dan penghayatan karakter yang mendalam oleh para penari membuat alur cerita mudah dipahami, bahkan oleh anak-anak.  

Tarian yang dinamis, enerjik, dan anggun dari para murid Premiere School of Ballet berhasil memikat penonton hingga akhir pertunjukan.
 
Sylvi Panggawean, ST, ARAD, RAD Teaching Certificate, Principal & Artistic Director Premiere School of Ballet, mengungkapkan bahwa proses pembuatan pertunjukan ini memakan waktu sekitar 5 bulan.  

Proses tersebut meliputi pemilihan lagu, pembuatan koreografi, penyiapan kostum, dan latihan intensif bagi para murid dari Surabaya dan cabang Malang.  

Menariknya, pembuatan koreografi sendiri hanya memakan waktu kurang dari satu bulan.
 
Sylvi menambahkan bahwa beberapa bulan terakhir merupakan periode tersibuk dalam sejarah Premiere School of Ballet, mengingat kesibukan mereka dalam mempersiapkan ujian ballet dengan Royal Academy of Dance London dan proyek-proyek lain.  

Namun, berkat dukungan orang tua murid dan semangat para penari muda, semuanya dapat terselesaikan dengan baik.
 
"Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini," ujar Sylvi.  

Pertunjukan ini di peruntukan bagi Para guru, murid-murid Premiere, orang tua murid, volunteer, dan sponsor. 

Semoga pertunjukan ini dapat menginspirasi pelaku seni tari di Surabaya untuk lebih berani berkarya dan memberikan kesempatan bagi penari muda untuk tampil di panggung besar.

Baca Lainnya
Ramanda Yusman, Pejuang Hizbul Wathan Sampai Akhir Hayat
Salman Al Farisi
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 7 Hari