Jakarta, eNews - Mantan Istri Bill Gates mengundurkan diri dari Bill & Melinda Gates Foundation, yayasan amal yang ia dirikan bersama mantan suaminya Bill Gates lebih dari 20 tahun yang lalu.

Melinda mengungkapkan di Twitter, ia akan berhenti dari jabatannya sebagai co-chair pada 7 Juni 2024 mendatang. Setelah pengunduran dirinya dia akan melanjutkan karir atau kegiatan amalnya di yayasan lain dengan dana sebesar USD 12,5 miliar (Rp 201,5 triliun).

Melindamenyampaikan dana tersebut berasal dari perjanjian dengan Bill, bukan dari dana abadi Gates Foundation. Kegiatan amal Melinda akan fokus pada program terkait perempuan dan keluarga.

Baca juga: Kemenhub Ingatkan Pentingnya Uji Berkala Kendaraan dan Selektif Memilih Bus

"Ini bukan keputusan yang saya anggap enteng," kata Melinda dalam pengumumannya, seperti dikutip dari The Verge, Selasa (14/5/2024).

"Saya sangat bangga dengan yayasan yang saya dan Bill dirikan bersama, dan atas kerja luar biasa yang dilakukan untuk mengatasi kesenjangan di seluruh dunia," sambungnya.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi Beberapa Kali

Melinda French Gates dan Bill Gates resmi bercerai pada Mei 2021 silam. Setelah mereka resmi bercerai, mereka sepakat untuk tetap bekerja sama untuk mengurus yayasan dengan syarat mereka akan meninjau lagi perjanjian tersebut setelah dua tahun.

Setelah Melinda tidak lagi menjabat sebagai co-chair, yayasan amal tersebut akan berganti nama menjadi Gates Foundation dan Bill Gates akan menjadi chairperson tunggal.

"Saya sedih melihat Melinda pergi, tapi saya yakin ia akan memberikan dampak besar dalam kegiatan amalnya di masa depan," kata Bill Gates dalam postingannya di twitter.

Baca juga: Republik Indonesia dan Papua Nugini Jalin Kerja Sama Perkuat Perbatasan

Bill & Melinda Gates Foundation adalah salah satu yayasan amal paling berpengaruh di dunia saat ini. Sejak 1994 sampai 2018, Bill dan Melinda menyumbangkan sekitar USD 59,5 miliar kepada yayasan yang mereka dirikan.

Sejak berdiri tahun 2000, yayasan mereka sudah menyumbangkan lebih dari USD 75 miliar untuk mendanai proyek terkait kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan, termasuk USD 250 juta untuk pengembangan vaksin COVID-19.