Rajut Ukhuwah Islamiah Lewat Majelis Dzikir dan Sholawat: Menyulam Kedamaian di Tengah Riuh Dunia
yupan
Rabu, 7 Mei 2025 13:11 WIB

Bangkalan, eNews - Selasa malam 6 Mei 2025 berkumpul ribuan orang menghadiri majelis dzikir dan sholawat di kompleks pesarean mbah jarangan desa petaonan Socah Bangkalan Madura, mereka berkontemplasi dengan dzikir dan sholawat.
Hubungan sosial yang akrab, empati yang tulus, dan ruang aman untuk menenangkan hati jadi kebutuhan baru di tengah tekanan zaman.
Dalam Islam, hal-hal itu dikenal dengan istilah ukhuwah islamiah—persaudaraan sesama Muslim yang dibangun atas dasar iman, kasih sayang, dan saling peduli. Dan salah satu ruang terbaik untuk membangunnya adalah melalui majelis dzikir dan sholawat.
Miftahul ulum khodimul Majelis muftahushshudur menyampaikan, "Majelis dzikir bukan hanya kegiatan keagamaan rutin. Ia adalah tempat jiwa-jiwa yang lelah mencari ketenangan. Saat lantunan dzikir dan sholawat menggema, ada kedamaian yang menyusup perlahan. Di sana, tak ada perbedaan status sosial, pekerjaan, atau jabatan. Semua duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Yang hadir hanyalah hati-hati yang ingin dekat kepada Allah dan meneladani Rasulullah".
Dalam suasana seperti itu, hubungan antarindividu tidak hanya menjadi formalitas. Ia tumbuh secara alami. Orang yang tadinya tak saling kenal mulai bersapa, bertukar cerita, bahkan saling mendoakan tanpa diminta. Ukhuwah hadir dalam bentuk paling sederhana: senyum tulus, pelukan hangat, dan rasa saling menjaga.
"Fenomena ini sangat relevan dengan kondisi hari ini. Di saat media sosial membuat kita terhubung secara digital tapi sering kesepian secara emosional, majelis dzikir menawarkan keintiman yang nyata. Tidak hanya menjadi tempat ibadah, tapi juga ruang untuk menyembuhkan, menguatkan, dan merasakan bahwa kita tidak sendiri dalam menghadapi hidup," ujar ustadz jufri selaku pembina Majelis.
Abah Saruli (ketua panitia) menyampaikan, "Majelis seperti ini seharusnya bukan hanya milik kalangan tertentu. Ia bisa menjadi gerakan sosial spiritual yang inklusif. Terbuka untuk siapa saja yang ingin merasakan kedamaian, mempererat silaturahmi, dan menguatkan keimanan—tanpa harus merasa dihakimi."
Karena di akhir hari, kita semua butuh tempat pulang. Dan majelis dzikir bisa menjadi salah satunya. Tempat kita menyebut nama Allah bersama, merajut ukhuwah yang mungkin telah lama terputus, dan menemukan kembali makna hidup yang lebih tenang dan penuh kasih.
Mari hidupkan kembali semangat berkumpul bukan sekadar untuk dunia, tapi untuk hati. Karena dari sanalah kedamaian sejati bisa lahir—bukan hanya untuk pribadi, tapi juga untuk masyarakat yang lebih harmonis. (Ulum)
Baca Lainnya
PW IPHI Jawa Timur Jalin Kerja Sama dengan Bank Jatim Pembuatan KTA
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 15 Hari
KBIHU Muhammadiyah Surabaya Akan Berangkatkan 125 Jamaah Haji Menuju Tanah Suci
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 16 Hari
Semangat Fastabiqul Khoirot Usai Ramadhan, Muhammadiyah Gubeng Gelar Kajian Ahad Pagi
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 18 Hari
Motivasi Kepala SD Muhammadiyah 10 Surabaya Hadapi Assessment Madrasah
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 18 Hari
Siswa Spemnas Belajar Teladani 4 Sifat Wajib Rasulullah SAW
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 18 Hari
Pembinaan Asatidz Yayasan Bina Insan Kamil Tuban Hadirkan Ahmad Albushili
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 18 Hari
1.140 Jemaah Haji Tiba di Embarkasi Surabaya
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 20 Hari
Tingkatkan Kualitas Pembelajaran Al-Qur'an, Spemma MoU Kemenag Surabaya
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 21 Hari
Ribuan Pimpinan dan Anggota Aisyiyah Padati Kota Solok dalam Pengajian Akbar ke-VII
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 25 Hari