Mojokerto, eNews - Para kepala SD dan MI Muhammadiyah Kota Surabaya berkumpul di Hotel Arayana Trawas Mojokerto untuk menyusun buku tentang best practice pengembangan sekolah. Buku ini dibuat dalam rangka menyambut Milad ke-113 Muhammadiyah, Rabu-Kamis (12-13/11/2025).

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya H Dikky Syadqomullah MHES.

Pukul 14.00 WIB acara dimulai. Ustadz Amang Muazzam selaku ketua panitia memberikan sambutan. Ia berharap agar para kepala sekolah SD maupun MI menulis best practice.

"Kami berharap teman-teman kepala sekolah menulis best practice tentang keunggulan sekolah yang telah digagas sebagai pengembangan sekolah," ujarnya.

Sebelum membuka acara, Dikky Syadqomullah selaku Ketua Majelis Dikdasmen Kota Surabaya merespon baik kegiatan workshop ini. Ia berpesan agar para pimpinan terus berinovasi, berfastabiqul khoirot. Berlomba-lomba untuk mewujudkan sekolah ideal. Di manapun berada, sekolah Muhammadiyah memiliki standar kualitas yang sama. Meskipun demikian, memilki diferensiasi keunggulan yang berbeda.

"Sekolah Muhammadiyah, tetap harus terus berinovasi. Mencari keunggulan pembeda dengan yang lain. Namun demikian, dibuatkan standart mutu yang terkontrol. Dengan demikian di manapun berada, muhammadiyah memiliki kualitas yang sama," tuturnya.

Sebagai nara sumber, Najib Sulhan yang kini sebagai Ceo Rumah Menulis Alqalam lebih banyak memberikan alasan mengapa harus menulis. Hal ini diceritakan saat ditanya wartawan Kemendikbud di Jakarta, apa alasan menulis, apa karena royalty? Lalu menjawab bahwa ada beberapa alasan, bukan hanya royalty.

"Saat mendapat pertanyaan tentang motivasi menulis dari wartawan di kantor Kemendikbud, saya jelaskan sepuluh alasan. Alasan itu direspon dengan baik. Akhirnya hasil wawancara dimuat di majalah Kemendikbud dua halaman," paparnya. 

Setelah mendapatkan sepuluh alasan menulis, para Kepala SD/MI memiliki semangat baru untuk menulis best practice pengembangan sekolah. Selanjutnya Najib Sulhan membongkar kesulitan menulis. 

"Ada lima poin agar kita menulis. Pertama, cara menghilangkan rasa takut. Kedua  cara menyelamatkan setiap ide yang datang. Ketiga, cara meminij waktu. Keempat, tidak mengoreksi tulisan, sebelum semua gagasan selesai ditulis. Kelima, tidak boleh terpaku pada formalitas aturan," demikian tips yang dibagikan untuk membongkar kesulitan menulis.

Sekitar  satu setengah jam materi disampaikan. Selanjutnya Kepala SD/MI Muhammadiyah se Surabaya  fokus menulis. Adzan Maghrib berkumandang mereka istirahat untuk makan dan solat. Pukul 19.00 lanjut lagi hingga pukul 21.00 WIB.

Dari rasa takut kini mereka mulai ketagihan menulis. Walau waktu selesai  masih meneruskan untuk menulis.

Pada akhir materi, Najib Sulhan membacakan tulisan yang sudah disiapkan. "Aku menulis bukan sekedar merangkai kata. Menulis merupakan seni untuk mengabadikan waktu. Hari ini, besok, dan untuk selamanya, aku masih ada. Tulisan itu menjelma menjadi cahaya".

"Untuk itu, ilmu tak boleh dikurung di kepala. Tak boleh membiarkan ilmu terpasung tak berdaya. Berikan ruang ilmu untuk hadir di alam nyata. Tuangkan dalam karya untuk menjawab realita. Hingga mampu mewarnai semesta," pungkasnya.

Ketika kegiatan ditutup, semua Kepala SD/MI Muhammadiyah Kota Surabaya mampu menyelesaikan best practice. Karya ini akan diluncurkan di puncak Milad Muhammadiyah ke 113 dalam bentuk buku. (NS)