Boikot Ala Indonesia: Siapa yang Diuntungkan dan Siapa yang Dirugikan?

Nashrul Mu'minin
Rabu, 5 Maret 2025 14:27 WIB
Foto : Istimewa

Oleh Nashrul Mu'minin, Content Writer Universitas Cokroaminoto Yogyakarta 

Yogyakarta, eNews - Gerakan boikot produk-produk yang diduga mendukung Israel semakin marak di Indonesia. Mulai dari produk makanan, minuman, hingga fashion, semua menjadi sasaran boikot. Tapi, di balik semangat solidaritas terhadap Palestina, ada pertanyaan besar yang perlu dijawab: siapa sebenarnya yang diuntungkan dari gerakan ini? Apakah boikot benar-benar efektif, atau justru menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia sendiri?  

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:  

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ  

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al-Maidah: 2)  

Ayat ini mengajarkan kita untuk saling membantu dalam kebaikan, termasuk dalam upaya membela saudara-saudara kita di Palestina. Namun, kita juga perlu memastikan bahwa langkah yang kita ambil benar-benar membawa manfaat, bukan justru menimbulkan mudarat.  

Gerakan boikot di Indonesia didasari oleh niat baik untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina. Dengan tidak membeli produk-produk yang diduga mendukung Israel, diharapkan tekanan ekonomi akan memaksa perusahaan-perusahaan tersebut untuk menghentikan dukungannya. Namun, apakah gerakan ini benar-benar efektif?  

Pertama, perlu dipahami bahwa sebagian besar produk yang diboikot di Indonesia sebenarnya diproduksi oleh perusahaan lokal atau mitra lokal. Misalnya, produk makanan dan minuman tertentu yang diboikot ternyata diproduksi di pabrik-pabrik dalam negeri yang mempekerjakan ribuan karyawan Indonesia. Ketika produk tersebut tidak laku, pabrik-pabrik ini terancam tutup, dan ribuan pekerja kehilangan mata pencaharian.  

Siapa yang Diuntungkan?

1. Produsen Lokal

   Di satu sisi, boikot bisa menjadi peluang bagi produsen lokal untuk meningkatkan penjualan produk mereka. Namun, ini hanya berlaku jika produsen lokal siap memenuhi permintaan pasar yang meningkat. Sayangnya, tidak semua produsen lokal memiliki kapasitas dan kualitas yang setara dengan produk impor.  

2. Kelompok Tertentu

   Boikot juga bisa dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk kepentingan politik atau ekonomi. Misalnya, dengan menciptakan narasi bahwa hanya produk mereka yang "halal" dan "pro-Palestina," sambil menjelekkan produk lain.  

3. Pasar Gelap

   Boikot bisa memicu munculnya pasar gelap yang menjual produk-produk boikot dengan harga lebih mahal. Ini justru merugikan konsumen dan menguntungkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.  

Siapa yang Dirugikan?

1. Pekerja Lokal

   Seperti disebutkan sebelumnya, boikot bisa menyebabkan pabrik-pabrik lokal tutup dan ribuan pekerja kehilangan pekerjaan. Ini tentu bertentangan dengan prinsip keadilan sosial yang diajarkan Islam.  

2. Konsumen 

   Boikot juga bisa mengurangi pilihan produk bagi konsumen, terutama jika produk lokal belum mampu memenuhi standar kualitas yang diinginkan.  

3. Ekonomi Nasional

   Boikot massal bisa berdampak negatif pada perekonomian nasional, terutama jika produk yang diboikot berkontribusi besar terhadap pendapatan negara.  

Solusi yang Lebih Bijak

Alih-alih melakukan boikot yang bisa menimbulkan dampak negatif, ada beberapa langkah yang lebih bijak dan efektif untuk mendukung Palestina:  

1. Meningkatkan Kesadaran dan Edukasi  

   Edukasi masyarakat tentang konflik Palestina-Israel dan pentingnya solidaritas internasional.  

2. Mendukung Produk Lokal yang Berkualitas

   Daripada memboikot, lebih baik mendorong produsen lokal untuk meningkatkan kualitas produk mereka sehingga bisa bersaing dengan produk impor.  

3. Bantuan Kemanusiaan

   Menggalang dana dan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina melalui lembaga-lembaga terpercaya.  

4. Advokasi Internasional

   Mendukung upaya diplomasi dan advokasi internasional untuk menghentikan penjajahan Israel di Palestina.  

Gerakan boikot memang didasari oleh niat baik untuk mendukung Palestina. Namun, kita perlu memastikan bahwa langkah yang kita ambil tidak justru menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia sendiri. Sebagai umat Islam, kita harus selalu mengedepankan prinsip keadilan dan kebijaksanaan dalam setiap tindakan.  

Allah SWT berfirman:  

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ  

"Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu." (QS. An-Nisa: 135)  

Mari kita dukung Palestina dengan cara yang bijak dan efektif, tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain.

Baca Lainnya
Airud Challenge 2025
Armand
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 3 Hari