Kabuto, Makanan Khas Suku Muna Sulawesi Tenggara Raih Apresiasi Warisan Budaya Tak Benda 2024
Erbin Swara
Rabu, 20 November 2024 09:07 WIB

Jakarta, eNews - Makanan tradisional khas Sulawesi Tenggara, kabuto, resmi mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) dalam acara Apresiasi Warisan Budaya Indonesia (AWBI) 2024.
Penghargaan ini diserahkan oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, kepada Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Tenggara, Andap Budhi Revianto, di Taman Fatahillah, Jakarta, pada Sabtu, 16 November 2024. (Sumber: Kendariinfo)
Kabuto menjadi salah satu dari sembilan warisan budaya Sulawesi Tenggara yang berhasil mendapatkan apresiasi WBTB tahun ini. Pengakuan ini menjadi bukti komitmen masyarakat dan pemerintah daerah dalam menjaga serta melestarikan kekayaan budaya tradisional.
Apa itu kabuto?
Kabuto adalah makanan khas dari suku Muna, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Makanan ini terbuat dari singkong yang difermentasi menggunakan metode tradisional. Singkong yang telah difermentasi ini kemudian bisa diolah menjadi berbagai variasi masakan, seperti direbus atau dikukus.
Rasanya yang khas dengan sentuhan asam hasil fermentasi menjadikan kabuto sebagai makanan unik. Proses pembuatannya yang panjang juga menambah nilai tradisional dari makanan ini.
Proses tradisional di balik pembuatan kabuto
Kabuto dibuat menggunakan metode fermentasi tradisional yang membutuhkan waktu hingga tiga sampai 4 hari. Prosesnya dimulai dengan mengupas singkong, lalu menjemurnya selama 1 hingga 2 hari di bawah sinar matahari.
Di desa Lapokainse, Muna Barat, masyarakat menggunakan metode tradisional berikut:
1. Singkong dijemur hingga kering, lalu disiram dengan sedikit air.
2. Singkong yang lembap dibungkus dengan daun singkong kering dan dimasukkan ke dalam karung atau wadah khusus.
3. Singkong dibiarkan selama satu hari untuk proses fermentasi.
Setelah fermentasi selesai, singkong dijemur lagi agar menghasilkan kabuto yang berkualitas.
Potensi kabuto sebagai oleh-oleh khas
Kabuto memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai oleh-oleh khas Sulawesi Tenggara. Dengan rasanya yang khas dan proses pembuatan yang autentik, kabuto berpotensi menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara.
Jika dikemas dengan modern namun tetap mempertahankan nilai tradisionalnya, kabuto bisa menjadi salah satu ikon oleh-oleh Sulawesi Tenggara yang mendunia. Selain menjadi makanan lezat, kabuto juga membawa cerita sejarah dan tradisi masyarakat suku Muna yang unik.
Penulis: Erbin Swara, Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
Baca Lainnya
SMP Muhammadiyah Boarding School 15 Surabaya Gelar Kegiatan KOPIMU
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 22 Jam
Sasaran Non Fisik, Wadansatgas TMMD Reguler Ke-125 Kodim 0735/Surakarta Berikan Materi Wasbang dan Bela Negara
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Hari
Sukseskan TMMD Reguler Ke-125 Kodim 0735/Surakarta, Ormas MTA dan LDII Turut Serta Garap RTLH
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Hari
KAI Daop 8 Surabaya Sambut Baik Putusan Pengadilan atas Kepemilikan Sah Aset Rumah Perusahaan Jalan Penataran Nomor 7
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Hari
Satlantas Pasuruan Evakuasi Cepat Kecelakaan Pickup di Bangil
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Hari
Mars Muhammadiyah Menggema di Jawa Pos Arena, Laskar Swiper Bakar Semangat Futsal Series 2025
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 2 Hari
Dosen Pembina Kemahasiswaan FISIPOL UNESA Perkuat Pendidikan Karakter lewat Pelatihan Konten Digital Berbasis Nilai Kehidupan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 2 Hari
Tes Beasiswa Tahfidz di MI Muhammadiyah 25 Surabaya
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 2 Hari
Verifikasi RAPBS TK dan KB Aisyiyah Se-Kota Surabaya: Wujud Komitmen Pengelolaan Pendidikan yang Akuntabel
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 4 Hari
Grand Opening Kemadjoean Resto Pancer Door Pacitan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 4 Hari