MPM PDM Lamongan Dorong Inovasi Pertanian Berkelanjutan dengan Bioreaktor Kapal Selam

Fathan Faris Saputro
Senin, 17 Februari 2025 08:00 WIB
Foto: Istimewa

Lamongan, eNews - Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan kembali berinovasi dalam pemberdayaan masyarakat dengan menggelar Studi Literasi di Bioreaktor Kapal Selam pada Ahad (16/2/2025). Acara ini bertujuan untuk memperkuat jejaring, berbagi wawasan, serta merancang strategi baru dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Ketua MPM PDM Lamongan, Shobikin Amin, S.Sos., M.M., menekankan bahwa pembelajaran berbasis praktik menjadi kunci keberhasilan dalam program pemberdayaan masyarakat. “Kami hadir di sini untuk belajar langsung bagaimana teknologi ini dapat mendukung ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat. Melalui organ taktis seperti Jama'ah Tani Muhammadiyah (Jatam), Jama'ah Nelayan Muhammadiyah (Jalamu), Ternakmu, dan Petani Tambak Muhammadiyah (Petamu), kami yakin perubahan nyata dapat terwujud,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa permasalahan pertanian perlu didekati secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak. “Kemitraan antara MPM PDM Lamongan dan para pemangku kepentingan harus terus diperkuat. Kita perlu solusi inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan,” tambahnya.

Dalam sesi pemaparan teknologi, Muhammad Sobri, penemu dan pengembang Bioreaktor Kapal Selam, menjelaskan bagaimana alat ini berperan dalam mengubah limbah menjadi sumber daya yang bermanfaat. “Bioreaktor kapal selam ini mampu mengolah sampah organik dan limbah industri menjadi pupuk organik berkualitas serta energi terbarukan,” jelasnya.

Menurut Sobri, bioreaktor ini dapat memproses limbah seperti kotoran ternak dan limbah tapioka untuk menghasilkan pupuk organik serta gas yang dapat dikonversi menjadi energi listrik. Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan gas untuk keperluan pencahayaan, memasak, serta mengoperasikan peralatan pertanian seperti traktor.

Satu unit bioreaktor diklaim mampu menyuburkan hingga 10 hektar sawah, mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan. Dengan kapasitas produksi 200 kilogram pupuk per hari, dalam waktu 25 hari alat ini dapat menghasilkan lima ton pupuk organik yang cukup untuk satu hektar lahan pertanian.

Penggunaan pupuk organik diharapkan dapat mengurangi biaya produksi petani serta meningkatkan produktivitas tanah secara berkelanjutan. Selain itu, gerakan penggunaan pupuk organik ini juga dapat menjadi langkah nyata dalam melindungi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Melalui kegiatan ini, MPM PDM Lamongan berharap inovasi teknologi seperti Bioreaktor Kapal Selam dapat menjadi solusi bagi permasalahan pertanian dan energi di Indonesia, sekaligus mempercepat terwujudnya sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

Baca Lainnya
Masjid Al Mahkamah: Oase Spiritual di Tengah Kota Yogyakarta
Nashrul Mu'minin
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 6 Hari
SD Muhammadiyah 24 Surabaya Outbound ke Ranting Sewu
Salman Al Farisi
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 6 Hari