"Penguatan Cinta NKRI Mencegah Radikalisme": UTS, Bakesbangpol, dan FKUB Surabaya Kolaborasi Edukasi Mahasiswa

Andi Hariyadi
Selasa, 21 Oktober 2025 23:34 WIB
Istimewa

Surabaya, eNews - Merupakan suatu kebanggaan dan kebahagiaan bagi kami bersama seluruh civitas akademi Universitas Teknologi Surabaya bisa berkolaborasi bersama Pemerintah Kota Surabaya dalam hal ini dengan Bakesbangpol dan FKUB Surabaya menggelar seminar Penguatan Cinta NKRI Mencegah Radikalisme. 

Para mahasiswa sebagai kalangan terdidik hendaknya mampu menguatkan cinta NKRI dan mencegah dari bahaya paham radikalisme yang sangat membahayakan kehidupan kita. Demikian disampaikan Dr. Apt. Gunawan Pamudji Widodo, S.Si., M.Si selaku Rektor Universitas Tekhnologi Surabaya (UTS) dalam sambutannya pada acara seminar Penguatan Cinta NKRI Mencegah Radikalisme, pada hari Selasa (21/10/2025)

 "Mahasiswa sebagai sosok yang berpendidikan memiliki peran strategis untuk mengedukasi dan mengimplementasikan penguatan cinta NKRI  dari bahaya paham radikalisme, bangun persaudaraan perkuat persatuan," jelasnya.

Andi Hariyadi selaku Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB) kota Surabaya sebagai narasumber menjelaskan pentingnya saling menghormati atas keragaman suku, budaya dan agama, sehingga bisa hidup rukun, aman dan damai. 

"Perbedaan atas keragaman yang ada tidak menghalangi untuk membangun kerukunan, persaudaraan dan persatuan, sehingga dapat menangkal paham radikalisme yang membahayakan dan merusak tatanan kehidupan. Bangun interaksi yang positif dan konstruktif serta jalankan ajaran agama dengan penuh ketulusan, sehingga beragama kita benar benar mencerahkan dan jauh dari sifat permusuhan, pengrusakan dan pembunuhan," terangnya.

Pemateri kedua disampaikan Wildan yang merupakan mitra Deradikalisasi, seorang pelaku aksi aksi terorisme yang sudah bertekad bulat terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan aktif memberikan testimoni atas tindakan sebelumnya yang terpapar ideologi terorisme.

Pentingnya kita belajar dari kesalahan sehingga dengan terus belajar yang tepat akan mendapat keberhasilan. Namun dalam proses belajar tersebut bertemu dengan seorang tokoh yang berwibawa, sosok yang diidolakan yang begitu tinggi perhatiannya penuh kepedulian membuat dirinya semakin mantap berinteraksi sekaligus mendukung perjuangannya. Dan ketika diajak untuk berjuang di Syiria maka tanpa berpikir panjang untuk segera menuju ke Syiria bergabung dengan para milisi untuk menjemput kematian secepat mungkin.

Sebelum melakukan aksi sempat kontak ke ibu atas rencana pengeboman, dari kontak tersebut sepertinya doa ibu terkabulkan untuk segera pulang ke Indonesia, lebih lebih di Syiria kondisinya semakin brutal antar faksi saling membunuh dengan kejamnya, sehingga harus pulang ke Indonesia meski akhirnya di tahan. 

Selama dalam tahanan kembali Ibu memberi nasehat untuk menjadi orang baik, bahkan ibu meminta maaf sambil menangis atas kekhilafan selama ini, dari situlah kami semakin sadar dan akan menjadi orang yang baik sesuai permintaannya.

"Melalui pembinaan yang intensif dalam tahanan dan kekuatan doa ibu, sehingga bisa keluar dari tahanan dan bersyukur bisa melakukan aktivitas yang terbaik untuk berkontribusi pada negeri," tuturnya.

Pemateri ketiga disampaikan Kompol Dandung P dari Densus 88 mengajak kepada para mahasiswa untuk lebih berhati hati dalam penggunaan sosial media karena bisa terjadi bias dan prespektif atas kebenaran yang diyakini, selainnya dianggap salah, sehingga dari sini menjadi pintu masuk keterpaparan ideologi terorisme.

Pemateri terakhir disampaikan Wahyu Fahmi Rizaldi, SH. MH selaku Kaprodi Ilmu Hukum UTS yang menyampaikan, seminar ini sangat penting untuk lebih membuka wawasan kebangsaan pada para mahasiswa, mengingat proses indoktrinasi paham radikalisme begitu kuat ditanamkan sehingga siap melakukan apa yang diperintahkan sebagai kebenaran. Untuk itu para mahasiswa hendaknya berpikir lebih cerdas, hindari organisasi yang bersifat eklusif. Tunjukkan kemampuan kalian sebagai insan yang terdidik untuk bisa berperan lebih optimal menjaga persatuan.

Selesai pemaparan materi dari para narasumber dilanjut dialog dan diskusi dengan peserta, yang begitu antusias mengikuti pemaparan dari para narasumber, sambil bertanya dan membuka ruang dialog baik terkait pola rekrutmen pelaku terorisme, propaganda terorisme di media sosial, bagaimana peran orangtua dalam memberi support untuk penguatan diri, proses rehabilitasi dan upaya pemberdayaan khususnya pada para eks Narapidana teroris dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca Lainnya