Revitalisasi Sekolah di Makassar Hadirkan Semangat Baru bagi Pendidikan Vokasi dan Inklusif

M Arif'an
Rabu, 22 Oktober 2025 08:35 WIB
Istimewa

Makassar, eNews - Revitalisasi sekolah di Makassar menghadirkan harapan baru bagi para guru, murid, dan pekerja sekitar, Senin (20/10/2025).

“Kami sangat senang, Kak, karena akhirnya sekolah kami diperbaiki. Dulu beberapa ruang kelas bocor dan tiangnya sudah miring,” ucap Aqilah Althafunnisa, siswa kelas XI Mekatronika UPT SMK Negeri 5 Makassar, ketika ditanya kesannya tentang program Revitalisasi Satuan Pendidikan yang kini tengah berlangsung di sekolahnya.

Baginya, ruang belajar yang aman dan layak bukan sekadar bangunan, melainkan ruang tumbuh bagi masa depan.

“Harapan saya, setelah revitalisasi selesai, kami bisa belajar lebih nyaman dan semangat,” tambahnya.

Kegembiraan yang sama dirasakan Zul Jalalil Wal Ikram, teman Aqilah dari jurusan Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi.

“Saya paling menunggu perpustakaan baru. Saya suka membaca, dan semoga nanti suasananya lebih nyaman dan koleksi bukunya lebih banyak,” tuturnya sambil tersenyum.

Meski proses pembangunan membuat sebagian area sekolah tertutup, para murid mengaku tidak merasa terganggu. 

“Kami paham ini demi kebaikan sekolah. Kalau pun upacara sementara ditiadakan, kami tetap bersyukur,” ujar Aqilah lagi.

Sekolah Tua dengan Semangat Baru

UPT SMK Negeri 5 Makassar merupakan sekolah kejuruan tertua di kota ini, berdiri sejak 1969 dan diresmikan Presiden Soeharto pada 1977 dengan nama STM Pembangunan Makassar. 

Seiring waktu, usia bangunan yang menua menimbulkan banyak kerusakan. 

Kepala sekolah, Amar Bachti, menuturkan bahwa banyak ruang belajar dan laboratorium yang tidak lagi memenuhi standar keselamatan. 

“Bangunan ini hampir tidak pernah mendapat perbaikan besar. Bahkan sebagian konstruksi sudah mengkhawatirkan,” ujarnya.

Sekolah pun berinisiatif berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian PUPR dan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, untuk menaksir kerusakan dan mengajukan permohonan revitalisasi. 

“Alhamdulillah tahun 2025 kami diberi kesempatan untuk mendapatkan bantuan rehabilitasi kelas, perpustakaan, ruang administrasi, hingga toilet baru di tiga titik,” jelasnya.

Dengan jumlah murid mencapai 1.456 siswa, Amar mengakui program ini belum mencakup seluruh kebutuhan infrastruktur sekolah, namun sudah menjadi langkah besar untuk memperbaiki wajah pendidikan vokasi di Makassar. 

“Kami baru tersentuh sekitar 20 persen area sekolah, tapi kami berkomitmen melaksanakannya dengan baik. Kami berharap bisa jadi contoh bagi revitalisasi berikutnya,” katanya. 

Ia menekankan bahwa program revitalisasi ini dikerjakan secara swakelola, melibatkan masyarakat dan alumni sekolah. 

“Kami libatkan alumni jurusan pembangunan dan warga sekitar yang paham konstruksi. Ini bukan sekedar proyek, tapi kerja gotong royong,” ungkap Amar.

Salah satu pekerja yang terlibat adalah Munir, warga sekitar yang kini bekerja sebagai tukang. Ia merasa terbantu karena proyek ini memberikan pekerjaan berkelanjutan. 

“Saya tertarik ikut karena kerjanya lama, jadi ada kepastian penghasilan. Semoga nanti ada kelanjutannya lagi,” ujarnya.

Munir menambahkan, pekerjaan di sekolah ini memiliki makna tersendiri. “Karena ini untuk sekolah, jadi harus diperbaiki lebih baik dan kuat supaya bisa tahan lama,” tuturnya dengan nada bangga.

Senada dengan itu, Budi Jaelani, guru Teknik Pengelasan di UPT SMK Negeri 5 Makassar, menyebut revitalisasi ini memberi perubahan nyata bagi kondisi belajar. 

“Saya senang ketika sekolah ini akhirnya mendapatkan program revitalisasi. Dulu sebagian gedung sering tergenang air, tapi setelah lantainya dinaikkan sekitar 40 sentimeter, kondisi jadi jauh lebih baik. Anak-anak lebih semangat, gurunya pun ikut termotivasi,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya rasa tanggung jawab bersama setelah pembangunan selesai. 

“Harapan saya, siswa-siswa menjaga ruang kelas dan bengkel yang baru. Bangunan ini harus bisa dipakai sampai generasi cucu kita,” pesannya.

Sekolah Luar Biasa yang Kini Lebih Layak dan Inklusif
Tak jauh dari sana, semangat serupa terpancar dari UPT SLB Negeri 2 Makassar, salah satu penerima manfaat program revitalisasi tahun ini. 

Di sekolah yang melayani murid dengan berbagai kebutuhan khusus, tunarungu, tunagrahita, autis, dan down syndrome, pembangunan tujuh ruang kelas baru menjadi harapan besar bagi guru dan murid.

Muhammad Tarhim, murid kelas XI dengan kebutuhan khusus tunarungu, menyampaikan perasaannya melalui bahasa isyarat yang diterjemahkan gurunya. “Bagus, senang,” katanya singkat ketika ditanya bagaimana perasaannya melihat sekolahnya kini sedang dibangun ulang. 

Ia berharap ruang barunya nanti “bersih, tidak panas, rapi, ada kipas dan AC.”

Sementara Muhammad Safril Kobo, murid kelas XI dengan kebutuhan khusus tunagrahita, menambahkan, “Semoga renovasi ini bisa bikin belajar lebih semangat dan nyaman.”

Ia sempat merasa sedih karena dengan adanya kelas baru maka teman-temannya akan dipisah, “Tapi senang juga karena jadi bisa lebih fokus belajar,” ujarnya polos.

Guru Bahasa Inggris di UPT SLB Negeri 2 Makassar, akrab disapa Ibu Ika, mengaku sangat mengapresiasi program ini karena memberi dampak langsung pada proses belajar. 

“Kami sangat berterima kasih kepada kementerian. Revitalisasi ini memotivasi kami untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” katanya.

Sebelum ada pembangunan, satu kelas bisa diisi tiga rombongan belajar dengan kebutuhan berbeda. “Sekarang dengan pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), anak-anak nanti bisa belajar lebih fokus dan suasana lebih menyenangkan,” ujarnya. 

Ia pun berpesan kepada murid-muridnya, “Tetap semangat belajar, tingkatkan disiplin, dan mari bersama-sama merawat fasilitas sekolah.”

Kepala UPT SLB Negeri 2 Makassar, Jamaluddin, menyampaikan bahwa bantuan revitalisasi tahun ini membawa semangat baru bagi seluruh warga sekolah. 

“Sekolah kami mendapat program revitalisasi tahun 2025 dengan banyak bantuan. Ada tujuh ruang kelas baru, ada UKS, dan revitalisasi lainnya. Ini membuat guru-guru semakin bersemangat mengajar, sementara peserta didik sangat bahagia dan tambah semangat belajarnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Kami berterima kasih kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, atas perhatian dan bantuan yang telah diberikan kepada sekolah kami.”

Dari sisi manajerial, Dumi Aisah, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana Prasarana, menjelaskan bahwa sekolahnya kini mendapat enam paket pembangunan dari pemerintah pusat dan tambahan bantuan melalui Dana Alokasi Umum (DAU) dari provinsi. 

“Kami mendapat tujuh ruang kelas baru, ruang keterampilan, ruang program khusus, UKS, toilet, serta selasar. Pembangunan ini sangat membantu karena sebelumnya banyak ruangan tidak layak pakai,” ungkapnya.

Ia juga memastikan pelaksanaan proyek berjalan transparan dan memberdayakan masyarakat sekitar. “Kami merekrut tukang dari warga sekitar, bahkan ada orang tua murid yang ikut membantu sebagai pekerja dan penyedia material,” tambahnya.

Salah satu dari mereka, Daeng Kullé, pekerja bagian atap dan plafon, mengaku senang bisa berkontribusi. “Lebih enak kerja di sini karena tiap hari ada pemasukan. Bisa bantu keluarga juga,” katanya. 

Ia berharap bangunan yang ia kerjakan dapat digunakan lama dan dirawat dengan baik.

Arahan Presiden dan Pengawasan Langsung Kementerian
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq yang meninjau langsung dua sekolah tersebut menilai perkembangan pelaksanaan program revitalisasi berjalan baik dan sesuai jadwal. 

“Kedua pengelola dan pengawas yakin bisa selesai 15 Desember 2025. Dengan kebijakan swakelola, dana yang ada bisa dimanfaatkan lebih luas tanpa mengurangi kualitas. Ini menumbuhkan inisiatif dan rasa memiliki,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa program Revitalisasi Satuan Pendidikan merupakan bagian dari arahan Presiden Prabowo Subianto dan termasuk dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), yang menjadi prioritas nasional bidang pendidikan. 

“Program ini bukan hanya membangun fisik, tapi membangun semangat dan kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan,” ujar Fajar.

Ia juga berpesan agar hasil pembangunan dijaga dan dirawat bersama. “Membangun itu sulit, tapi lebih sulit lagi merawatnya. Kami ingin setiap sekolah menjaga fasilitas agar bisa bertahan 25 tahun ke depan,” tegasnya.

Fajar juga berulang kali berpesan kepada pihak sekolah untuk menjaga dan memastikan agar kegiatan pembelajaran jangan sampai terganggu dengan adanya pelaksanaan program revitalisasi satuan pendidikan yang sedang berlangsung.

Sementara Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Layanan Pendidikan Khusus, Muhammad Hasbi, menambahkan, “Kami berharap semakin banyak sekolah yang bisa direhabilitasi karena rasa aman dan nyaman di ruang belajar sangat menentukan semangat murid.”

Komitmen Pemerintah Menghadirkan Pendidikan Bermutu untuk Semua
Kunjungan kerja Wamen Fajar ke Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan berlangsung selama dua hari. Pada 17 Oktober 2025, ia menjadi pembicara dalam Seminar Al-Qur’an di Ajang STQH Nasional XXVIII di Kendari, memberikan kuliah umum di Universitas Haluoleo, serta membuka Advo Asik Camp #HappyTanpaBully di Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi bidang Kelautan, Perikanan, Teknologi Informasi, dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) Kabupaten Gowa.

Keesokan harinya, 18 Oktober 2025, ia meninjau langsung dua satuan pendidikan penerima manfaat program revitalisasi di Makassar.

Kegiatan ini menegaskan peran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dalam mengawal program prioritas nasional agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat. Melalui Revitalisasi Satuan Pendidikan, pemerintah berkomitmen menghadirkan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan bermutu untuk semua, sekaligus menggerakkan ekonomi warga di sekitar sekolah. (Ranny)

Baca Lainnya