Malang, eNews  – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sumorame, Kecamatan Candi, Sidoarjo sukses menggelar kegiatan Rihlah Family selama dua hari, pada 6-7 Desember 2025. Mengambil lokasi di kawasan sejuk Gumuk Pangroso, Tumpang, Kabupaten Malang, dekat Gunung Bromo, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mempererat ukhuwah dan menyusun rencana program kerja ranting ke depan.

Kegiatan yang bertajuk "Rihlah Family PRM Sumorame" ini diikuti secara antusias oleh 12 keluarga anggota dari PRM Sumorame, dengan total mencapai 30 peserta. Menginap di lereng gunung yang dingin dan berkabut, hari pertama di Gumuk Pangroso diisi dengan suasana santai penuh keakraban, di mana para anggota berdiskusi ringan mengenai program-program yang akan dijalankan oleh PRM Sumorame.

Ketua PRM Sumorame, Prof. Sriyono, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai wadah perekat. "Kegiatan ini untuk mempererat silaturahmi antar anggota dan harapannya program PRM Sumorame akan lebih banyak kegiatan untuk ke depannya," ujar Prof. Sriyono. Ia bahkan mengungkapkan visi besar, yaitu adanya program rihlah family lanjutan yang skalanya internasional. "Salah satunya yaitu rihlah family ke Makkah dan Madinah, sekaligus umroh," imbuhnya, disambut optimisme dari seluruh peserta.

Senada dengan ketua ranting, Abah Sutardjo, selaku Ketua Panitia Rihlah, menyatakan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah menjaga kekompakan. "Rihlah ini menjaga kekompakan keluarga besar PRM Sumorame. Kekompakan adalah kunci keberhasilan program," tegasnya, menyoroti peran sentral kebersamaan dalam menjalankan dakwah ranting.

Pada hari kedua, rombongan terbagi menjadi dua kelompok untuk menikmati destinasi wisata populer di sekitar Gumuk Pangroso. Satu kelompok memilih untuk menjelajahi keindahan alam kaldera Gunung Bromo yang legendaris, sementara kelompok lainnya menikmati kesegaran air terjun di Coban Pelangi. Pilihan destinasi ini memberikan variasi pengalaman refreshing bagi para peserta.

Salah satu peserta rihlah, Sumandar, mengungkapkan rasa syukurnya atas kegiatan yang digelar. "Kegiatan di Gumuk Pangroso ini sekaligus healing dan refreshing diri karena lokasi kegiatan di lereng gunung yang dingin dan berkabut, dekat dengan Bromo. Kami bisa kembali segar setelah beraktivitas rutin," katanya, mewakili perasaan lega para anggota yang menikmati suasana pegunungan.

Puncak kebersamaan terjadi menjelang berakhirnya kegiatan pada Ahad siang, di mana seluruh peserta berkumpul untuk makan bersama dengan konsep ngeliwet. Makan nasi dan lauk pauk beralaskan daun pisang di atas meja ini bukan sekadar santap siang biasa. Tradisi ngeliwet ini sukses menciptakan suasana yang sangat akrab, gotong royong, dan kebersamaan yang erat, menjadi momen sempurna untuk saling berbagi cerita, tawa, dan melepas penat sebelum kembali ke rutinitas masing-masing.