IMM Jatim Bahas Fiqih Informasi dalam Forum Imam of Training: Jawaban Etis atas Tantangan Era Digital
yupan
Selasa, 1 Juli 2025 10:04 WIB

Sidoarjo, eNews – Derasnya arus informasi di era digital tidak hanya membawa manfaat, tetapi juga tantangan serius dalam bentuk hoaks, ujaran kebencian, hingga polarisasi sosial.
Menyikapi hal ini, Forum Imam of Training Pelatihan Instruktur Madya DPD IMM Jawa Timur menghadirkan sesi khusus yang membahas beberapa fiqih kontemporer, Senin (30/6/2025).
Salah satunya yang didapatkan oleh kelompok 5 yaitu Fiqih Informasi Muhammadiyah sebagai panduan moral dalam bermedia.
Kegiatan forum IOT menjadi bagian dari penguatan peran instruktur dalam menjawab dinamika dakwah yang terus berkembang di era digital.
Diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, pelatihan ini diikuti oleh kader-kader IMM terpilih dari berbagai daerah di DPD se-Indonesia Raya.
Salah satu materi penting yang diangkat dalam forum diskusi sore adalah pengkajian terhadap Fiqih Informasi Muhammadiyah, sebuah dokumen hasil ijtihad kolektif Majelis Tarjih dan Tajdid bersama Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dokumen ini tidak hanya menyajikan aturan teknis, melainkan juga nilai-nilai fundamental yang menuntun umat Islam dalam mengelola informasi secara etis dan bertanggung jawab.
Fiqih Informasi: Panduan Moral di Era Disrupsi Digital
Dalam penyampaian salah satu anggota kelompok, kami menekankan bahwa Fiqih Informasi hadir sebagai respons Muhammadiyah terhadap tantangan serius dalam ruang informasi yang bebas namun rawan disalahgunakan.
Panduan ini dibingkai dalam tiga bagian penting: nilai dasar (al-qiyam al-asasiyyah) seperti kejujuran, keadilan, dan amanah; prinsip umum (al-ushul al-kulliyyah) seperti kehati-hatian dan tanggung jawab; serta kaidah praktis (al-ahkam al-far’iyyah) yang merinci larangan menyebarkan hoaks, fitnah, dan ghibah.
“Fiqih Informasi bukan hanya panduan normatif, tapi juga panggilan moral agar umat Islam tidak menjadi bagian dari penyebar kerusakan digital. Instruktur Muhammadiyah harus menjadi garda depan dalam membawa pencerahan dan kedewasaan bermedia,” ujar salah satu fasilitator pelatihan.
Dokumen ini sendiri mulai digagas pada 2017 dalam Halaqah Fikih Informasi di Universitas Ahmad Dahlan dan disahkan secara resmi dalam Munas Tarjih ke-30 di Makassar tahun 2018. Sejak itu, Fiqih Informasi menjadi rujukan penting dalam program literasi media dan pelatihan kehumasan di lingkungan Muhammadiyah.
Etika Digital: Pilar Dakwah Kontemporer
Sesi ini juga menekankan pentingnya membangun kesalehan digital, yaitu kemampuan bermedia secara etis, bertanggung jawab, dan membawa kemaslahatan.
Peserta pelatihan tidak hanya menerima materi, tetapi juga terlibat aktif dalam menyusun simulasi konten dakwah berbasis prinsip Fiqih Informasi.
Dengan pendekatan partisipatif, peserta diajak menggali bagaimana nilai-nilai Islam dapat diinternalisasi dalam narasi, visual, hingga gaya komunikasi di media sosial.
“Dakwah hari ini tidak lagi hanya lewat mimbar. Media sosial, podcast, hingga video pendek kini menjadi lahan strategis untuk menyampaikan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Maka, kita perlu panduan agar tidak terjebak pada konten yang sensasional tapi tidak mendidik,” ungkap Taufiq, salah satu peserta forum.
Suara dari Peserta: Membuka Kesadaran Baru
Respons peserta terhadap materi ini sangat positif. Rifa’iyah, peserta dari Surabaya, mengaku mendapatkan perspektif baru tentang pentingnya verifikasi dalam menyebarkan informasi.
"Kadang kita merasa berniat baik saat menyebar pesan agama, tapi lupa mengecek sumbernya. Ternyata, niat baik saja tidak cukup tanpa kehati-hatian,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Hamzah dari Bojonegoro, yang mengatakan bahwa Fiqih Informasi memberikan kerangka penting dalam membangun komunitas dakwah yang tidak hanya aktif, tetapi juga cerdas dan beradab secara digital.
Instruktur Madya: Agen Transformasi dan Literasi
Melalui sesi ini, forum menegaskan bahwa peran Instruktur Madya IMM tidak hanya sebagai fasilitator perkaderan teknis, tetapi juga sebagai agen literasi informasi dan transformasi moral di masyarakat.
Dalam era digital yang sarat distraksi, keberadaan instruktur yang memahami Fiqih Informasi sangat strategis untuk menanamkan nilai-nilai Islam berkemajuan dalam ruang publik.
Penutup
Forum Imam of Training membuktikan bahwa kaderisasi Muhammadiyah mampu menjawab kebutuhan zaman.
Dengan menjadikan Fiqih Informasi sebagai salah satu materi kunci, IMM Jawa Timur tidak hanya mencetak instruktur yang andal dalam teknis, tetapi juga tangguh secara etika.
Ini adalah langkah konkret untuk mewujudkan dakwah yang tidak hanya bersuara, tapi juga mencerahkan dan memuliakan.
Oleh: kelompok 5 peserta Pelatihan Instruktur Madya 2025 (Ghina, Ihza, Ali, Aldi, Taufiq)
Baca Lainnya
Mahasiswa FISIP Unair Dukung Komunitas Lokal Wujudkan Desa Berkelanjutan Lewat Riset SDGs
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 18 Jam
Tak Ada Kata Tunda, PCNA Gubeng Dorong Perempuan Wujudkan Asa
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 4 Hari
Semarak Sego Rongewu di Kecamatan Tandes Hidupkan Semangat Peduli Berbagi
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 7 Hari
PRM Solokuro Rayakan Iduladha 1446 H dengan Kurban 124 Kambing dan 4 Sapi
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 24 Hari
Jalin Keakraban Pecinta BMW di Jawa Timur, BMWCCI Surabaya Chapter Gelar Gathering
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 27 Hari
Majelis NGOPI Pemuda Muhammadiyah Sukosewu Hadirkan Dikky Syadqomullah
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 28 Hari
Kajian Matahari Terbit PCM Gubeng: Qurban dan Transformasi Diri Menuju Muslim Tangguh
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 29 Hari
Tepat Hari Lahir Pancasila, Ratusan Warga dan Siswa PSHT Ranting Pakal Cabang Surabaya Pusat Madiun Gelar Lari Bersama
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Sukses Gelar Pelatihan Jaya Melati I, Bunda PAUD Lamongan Siap Cetak Kader Tunas Athfal
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan