Kajian Matahari Terbit PCM Gubeng: Qurban dan Transformasi Diri Menuju Muslim Tangguh
yupan
Minggu, 1 Juni 2025 23:09 WIB

Surabaya, eNews – Pimpinan Cabang Muhammadiyah PCM Gubeng Surabaya kembali menggelar Kajian Ahad Pagi Matahari Terbit pada Ahad (1/6/2025) di Masjid Jendral Sudirman. Acara rutin yang digelar setiap pekan pertama ini dihadiri ratusan jamaah dari berbagai unsur Muhammadiyah, mulai PCM, PCA, Ortom, hingga guru dan tenaga pendidik sekolah Muhammadiyah se-PCM Gubeng, serta masyarakat sekitar.
Suasana semarak terasa sejak pukul 06.00 WIB. Acara dibuka dengan penampilan istimewa dari anak-anak TK ABA 32 Surabaya yang membacakan surat Ad-Dhuha secara bersama-sama. Tingkah polos dan suara merdu mereka mengundang senyum para jamaah yang hadir.
Ketua PCM Gubeng, Ustadz Drs. Sulaiman, MA, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran para jamaah. Beliau menekankan keutamaan bulan Dzulhijjah yang penuh keberkahan.
“Bulan ini adalah bulan besar. Mari kita mengamalkan amalan sunnah, berpuasa, berdzikir, dan tentunya berqurban dengan penuh keikhlasan seperti teladan Habil, agar amalan kita diterima oleh Allah SWT,” ujarnya.
Kajian inti disampaikan oleh Ust. Dr. Moh. Sulthon Amien, M.M., Wakil Ketua PWM Jawa Timur, dengan tema Qurban dan Transformasi Diri Menuju Muslim yang Tangguh. Beliau mengawali materi dengan mengajak jamaah melafalkan talbiyah, menumbuhkan semangat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam paparannya, Ustadz Sulthon menekankan bahwa ibadah haji sejatinya bersifat personal, seperti wukuf di Arafah, lempar jumrah, dan thawaf. Namun, qurban memiliki dimensi sosial yang lebih luas, karena dagingnya dinikmati oleh banyak orang.
“Haji membutuhkan kemampuan finansial dan fisik. Lempar jumrah yang dilakukan siang hari di bawah terik matahari menjadi tantangan besar, apalagi bagi para lansia. Oleh karena itu, sedari muda, kita perlu mempersiapkan diri untuk berangkat haji,” pesannya.
Ustadz Sulthon juga menyinggung kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang menjadi teladan dalam berqurban. Melalui dialog dan musyawarah dengan anaknya, Nabi Ibrahim mengajarkan pentingnya komunikasi dan pendidikan yang bijak kepada anak-anak.
“Kisah ini memberi pelajaran, orang tua perlu berbicara kepada anak-anak dengan bahasa yang penuh hikmah, kadang dengan kiasan, sebagaimana dalam budaya Jawa disebut ‘sangepo’,” jelas Ustadz Sulthon.
Ia mengingatkan bahwa qurban bukan semata-mata menyembelih hewan, tetapi membangun kedekatan kepada Allah SWT dan menumbuhkan semangat pengorbanan demi kepentingan umat. “Barang siapa yang mampu namun enggan berqurban, janganlah mendekati tempat sholat kami. Bukan daging dan darah yang Allah kehendaki, tapi keikhlasan dan kesungguhan kita,” tegasnya sambil mengutip QS. As-Saffat ayat 102.
Dalam kajian ini, Ustadz Sulthon juga berbagi inspirasi dari seorang pemulung yang meskipun hidup sederhana, tetap menyisihkan rezekinya untuk berqurban.
“Kenapa kita kadang hitung-hitungan untuk qurban, sementara untuk urusan dunia kita tak pernah berhitung? Allah tidak pernah perhitungan dalam memberi. Maka, mari maksimalkan waktu yang tersisa menuju Idul Adha untuk memperkuat iman dan berqurban seikhlas mungkin,” pesannya.
Ia menutup kajian dengan refleksi mendalam, mengingatkan bahwa keberkahan dan kejayaan Islam maupun Muhammadiyah hanya akan bertahan dengan semangat pengorbanan.
“Janganlah kita berpesta pora di atas makam para pahlawan. Jangan sampai korupsi dan kebijakan semena-mena merusak kepercayaan umat. Qurban bukan hanya ibadah fisik, tapi juga simbol pengorbanan dan kepedulian sosial,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin Ustadz Sulthon, memohon keberkahan dan kekuatan iman bagi seluruh jamaah. Dengan penuh rasa syukur, membawa semangat baru untuk menghadapi hari-hari di bulan Dzulhijjah yang penuh berkah. (Mochammad Farid Syahrizal)
Baca Lainnya
PAM Nyai Walidah Bersama Komunitas Sahabat Baik
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 2 Hari
Tingkatkan Kompetensi! PWA Berpartisipasi dalam Coaching Clinic MPKS PWM Jatim
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 2 Hari
Pensiun Bukan Akhir, Eks Guru SMP Muhammadiyah 1 Surabaya Guncang Batasan Usia dengan Komunitas KONCO LAWAS
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 6 Hari
Aisyiyah Genteng Surabaya Ikuti Rihlah Religi Milad Aisyiyah ke-108
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 7 Hari
Jamaah Yasin-Tahlil RT 01 Peringati Hari Asyura dengan Berbagi
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 9 Hari
Indahnya Kebersamaan di Alas Venus
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 10 Hari
IMM Jatim Bahas Fiqih Informasi dalam Forum Imam of Training: Jawaban Etis atas Tantangan Era Digital
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 15 Hari
Mahasiswa FISIP Unair Dukung Komunitas Lokal Wujudkan Desa Berkelanjutan Lewat Riset SDGs
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 16 Hari
Tak Ada Kata Tunda, PCNA Gubeng Dorong Perempuan Wujudkan Asa
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 19 Hari
Semarak Sego Rongewu di Kecamatan Tandes Hidupkan Semangat Peduli Berbagi
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 23 Hari