Ketua Pemuda Muhammadiyah Surabaya Alfianur Rizal Dukung Regulasi Baru PPDB

Alfianur Rizal
Jumat, 31 Januari 2025 06:56 WIB
Foto: Istimewa

Surabaya, eNews - Menyambut tahun ajaran baru yang telah di depan mata, terhitung tidak sampai satu semester, muncul sebuah pengumuman resmi dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof.Abdul Mu’ti terkait kebijakan Penerimaan Perta Didik Baru (PPDB) dan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB). 

Dalam pernyataan resmi di media, Prof.Mu’ti menyampaikan bahwa ada empat (4) jalur dalam proses SPMB dan PPDB di tahun ini, yakni, pada kebijakan yang lalu adalah zonasi, namun per hari ini dirubah menjadi berbasis domisili. 

“Kebijakan berbasis domisili yang telah disampaikan Pak Mendikdasmen akan mempertegas penerapan kebijakan itu sendiri, kami yakin bahwa kebijakan tersebut bukan hanya berhenti pada mengganti istilah saja, namun akan memiliki dampak yang sangat kuat pada implementasi kebijakan di bawah” ujar Alfi Ketua Pemuda Muhammadiyah Surabaya.

Ketua Pemuda Muhammadiyah Surabaya juga berharap agar pengawalan kebijakan PPDB maupun SPMB tidak hanya berhenti pada tahap sosialisasi saja, namun ada pengawalan khusus yang akan diturunkan langsung dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. 

“Kami berharap kebijakan yang sangat bagus ini agar tidak berhenti pada ranah sosialisasi saja, namun mampu dikawal secara khusus, jika perlu ada tim khusus yang kemudian melakukan monitoring pada implementasi kebijakan PPDB maupun SPMB di setiap daerah, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran atau penyalahgunaan yang merugikan dunia pendidikan kita," tegas Cak Alfi.

Selain kebijakan domisili, Ketua Pemuda Muhammadiyah Surabaya juga mengapresiasi kebijakan tiga (3) jalur PPDB dan SPMB yang lain, yakni ada jalur prestasi, afirmasi, dan mutasi. 

Jalur prestasi yang kemudian tidak hanya diukur dari nilai akademik raport secara formal, dan juga prestasi non akademik yang tidak hanya diukur dari menang perlombaan, namun prestasi non akademik kepemimpinan juga akan diperhatikan dalam kebijakan PPDB dan SPMB ke depan.

“Ini kebijakan yang menurut kami luar biasa harus diapresiasi ya, karena ada prestasi non akademik kepemimpinan, dimana prestasi tersebut tidak bisa diukur dari menang sebuah perlombaan, karena prestasi non akademik juga bisa diukur melalui jiwa kepemimpinan, seperti melalui pengurus organisasi siswa atau pengurus komunitas, dan lain-lain, sehingga mereka juga memiliki kesempatan untuk ikut dalam jalur prestasi,” ungkap Alfi yang juga Waka Kesiswaan SMAMX Surabaya.

“Kebijakan jalur prestasi kepemimpinan itu sangat bagus sekali menurut kami, karena jalur tersebut akan menumbuhkan para calon pemimpin baru, kita bisa membayangkan dari kebijakan tersebut akan bermunculan para calon pemikir kebijakan, muncul Soekarno-Soekarno muda, calon cendikiawan-cendikiawan muda seperti Bung Hatta, Sutan Sjahrir, Agus Salim, dan lain-lain,” tutur Alfi penuh semangat.

Jalur afirmasi juga memiliki sebuah keistimewaan, yakni jalur yang akan diutamakan untuk dua (2) spesifikasi latar belakang peserta didik yaitu, peserta didik dengan latar belakang keluarga kurang mampu, kemudian yang kedua adalah peserta didik inklusif atau disabilitas. Prof.Abdul Mu’ti juga menyampaikan bahwa ada penambahan kuota untuk jalur afirmasi.

“Kebijakan penambahan kuota untuk jalur afirmasi tersebut tentu akan membuka lebar/lebar tabir cerah dunia pendidikan di Indonesia yang lebih inklusif, karena akan semakin besar peluang bagi peserta didik dengan latar belakang keluarga kurang mampu dan atau disabilitas untuk mendapatkan hak yang sama dalam merasakan proses pendidikan formal," katanya.

“Sekali lagi, bahwa kebijakan yang amat bagus seperti itu harus benar-benar mendapat pengawalan khusus, agar pada implementasi di lapangan tepat sasaran, sehingga harapan-harapan terhadap inklusifitas pendidikan di Indonesia benar-benar terbuka lebar untuk semua kelompok peserta didik," imbuh Cak Alfi.

“Coba sekali lagi kita bayangkan jika penerapan kebijakan tersebut benar-benar dikawal secara khusus, tidak berhenti pada sosialisasi saja, kebijakan penambahan kuota pada jalur afirmasi akan bisa menjadi wujud dari mimpi indah inklusifitas dalam dunia pendidikan di Indonesia, akan semakin cerah masa depan anak-anak Indonesia yang berlatar belakang kurang mampu, begitu juga untuk mereka yang memiliki latar belakang disabilitas, mereka akan memiliki ruang yang lebih luas untuk mewujudkan masa depan melalui pendidikan formal, karena di Indonesia memiliki sebuah keyakinan bahwa proses pendidikan lah yang akan menghantarkan siapapun pada masa depan yang lebih cerah," tutup Alfi Ketua Pemuda Muhammadiyah Surabaya.

Baca Lainnya
Semakin Ikhlas, Makin Berkah
Fathan Faris Saputro
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 5 Jam
Belajar dari Ujian Hidup
Fathan Faris Saputro
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 3 Hari
Refleksi Isra Mikraj dalam Budaya Membaca
Fathan Faris Saputro
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 12 Hari
Kenapa Baru Sekarang? 
Rizky Putra Ramadhan
  • 1 Suka .
  • 1 Komentar .
  • 15 Hari
Membedah  Lirik Lagu Sang Surya Muhammadiyah
Aris Hidayah
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 17 Hari
Beberapa Jam Jelang Gencatan Senjata 
Rizky Putra Ramadhan
  • 1 Suka .
  • 1 Komentar .
  • 20 Hari
Hidayah Dalam Diri Manusia
Fathan Faris Saputro
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 20 Hari
Makna Rukun Iman dalam Islam 
Aris Hidayah
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 29 Hari