Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan Menginspirasi Lahirnya Strategi Pembelajaran Penemuan
NS
Senin, 26 Mei 2025 18:18 WIB

Oleh: Drs. Najib Sulhan, MA (Ketua PCM Mulyorejo)
Peristiwa Nabi Ibrahim as mencari Tuhan diabadikan Allah di dalam Al-Qur'an Surat Al-An-'am ayat 76 sampai ayat 79. Rasa ingin tahu yang begitu besar menjadikan Nabi Ibrahim as melakukan pengamatan terhadap alam sekitar dengan berfikir kritis.
Berawal ketika malam hari mencoba keluar dari goa tempat persembunyiannya, Nabi Ibrahim as melihat gemerlap bintang di langit. Dalam hatinya berkata, "Inilah Tuhanku". Ternyata tak lama bintang itu lenyap, maka beliau berkata, "Aku tidak suka yang lenyap."
Berikutnya, ketika melihat cahaya bulan purnama, Nabi Ibrahim AS menganggapnya ini adalah tuhan. Selain lebih besar, tunggal, juga lebih terang. Ternyata purnama juga menghilang, maka beliau mulai pasrah dan berharap mendapatkan petunjuk.
Pada saat keluar goa pagi hari, dan melihat matahari yang sinarnya lebih terang, maka Nabi Ibrahim AS meyakini ini adalah tuhannya. Pada senja hari, matahari pun berangsur menepi dan menghilang, maka dari sinilah melahirkan sebuah konklusi bahwa semua yang dilihat di alam ini adalah makhluk ciptaan tuhan. Bintang, bulan, juga matahari adalah ciptaan tuhan.
Dalam proses berfikir kritis itu, beliau berikrar, mengambil satu keputusan lalu bersujud, "Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Sang pencipta langit dan bumi secara lurus dan tidaklah aku dari golongan orang yang musyrik."
Sebuah proses pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) yang menginspirasi lahirnya pembelajaran penemuan, baik yang model discovery learning maupun inquiry learning. Keduanya mampu mengorganisir melalui pemahaman dari pengamatan akhirnya sampai pada menyimpulkan. Bukan sekedar memahami, tetapi meyakini.
Pada discovery learning maupun inquiry learning sama-sama menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya, jika discovery learning, masalah yang dihadapkan semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan inquiry learning, masalahnya bukan rekayasa, sehingga temuan itu melalui proses penelitian yang alami.
Menurut Wilcolx yang dikutip oleh Muhammad Nur bahwa pembelajaran penemuan, murid didorong agar terlibat dengan konsep-konsep, prinsip, untuk mengamati sehingga bisa mengalami. Selanjutnya murid menemukan prinsip itu dengan membuat simpulan. Konsep ini terinspirasi oleh proses panjang Nabi Ibrahim as dalam mencari tuhan. Pembelajaran mendalam (deep learning) melalui pengamatan mampu menghasilkan kesimpulan berupa keyakinan kuat dalam bertuhan.
Baca Lainnya
Ekonomi Kita Bukan Sekadar Angka: Saatnya Menggerakkan Rasa dan Rakyat
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 13 Hari
Kalau Dikit-Dikit Tersinggung, Kapan Senangnya?
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Menyongsong Agentic AI: Peluang dan Tanggung Jawab di Era Baru Kecerdasan Buatan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Hari Lahir Pancasila, PCPM Semampir Serukan Peran Pemuda sebagai Penjaga Nilai Kebangsaan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Kebohongan Publik Ayam Goreng Non Halal Termasuk Kejahatan Kuliner
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Alghorethicts: Etika untuk Otak Buatan di Era AI
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Pelantikan Bupati dan Wakil Kabupaten Serang
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Deep Learning dalam Perspektif Al-Quran dan Hadits
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Dari Penguasa ke Mitra: Transformasi Peran Pemerintah dalam 25 Tahun Reformasi
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 2 Bulan