Deep Learning dalam Perspektif Al-Quran dan Hadits
NS
Sabtu, 24 Mei 2025 14:44 WIB

Oleh:
Drs. Najib Sulhan, MA
(Penulis Buku)
Perkembangan pendidikan akan terus bergerak. Kurikulum pun sering berganti nama. Namun sesungguhnya konsepnya tidak pernah berubah. Kerangka utama pendidikan abad 21 ada 3 hal, yaitu penguatan karakter, pembudayaan literasi, dan pengembangan kompetensi terhadap beragam potensi. Ketiga konsep ini berakar dari Al-Quran dan Hadits.
Bicara penguatan karakter, merupakan tugas rasulullah ke dunia, yaitu menyempurnakan akhlak manusia, (liutammima makarimal akhlak). Umar bin khottob mengatakan, belajar adab kemudian belajar ilmu (ta addabu tsumma ta'allamu). Imam malik juga berpesan pelajari adab sebelum belajar ilmu (ta addabu qobla an tata 'allamal 'ilmu). Betapa penting akhlak, adab, moral, juga karakter.
Pembudayaan literasi merupakan konsep mendengar, melihat, yang diolah di hati dan bisa berbuah aksi. Di Australia disebuat dengan "Y Card", yaitu "sounds like, looks like, dan feels like". Dasarnya, surat An-Nahl ayat 78. Bukan sekedar transfer of knowladge, tetapi transformasi of knowladge. Inilah salah satu hasil yang diharapkan pada pendekatan deep learning.
Demikian juga terkait dengan pengembangan kompetensi. Sesungguhnya, seorang guru harus memiliki kekuatan fisik juga pikiran dan tidak kalah penting adalah amanah dalam menjalankan tugas. Konsep ini tergambar di dalam Al-Qur'an surat Al-Qoshoh ayat 26.
Gagasa Mendikbud. Prof. Dr. Abdul Mukthi, M.Ed. sangat brilian. Bukan mendahulukan untuk menamai kurikulum, tetapi yang didahulukan adalah pendekatan dengan menentukan kerangka kerjanya, hinggal gol yang akan dicapai.
Dalam kerangka kerja deep learning ada 4 hal yang menjadi perhatian. Pertama, kerangka pembelajaran dengan mengedepankan praktik pembelajaran, lingkungan pembelajaran yang kondusif, pemanfaatan digital, dan membangun kemitraan pembelajaran.
Kedua, pengalaman belajar dengan tiga siklus yang perlu diperhatikan, yaitu memahami. Apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan merupakan bentuk literasi (Q.S. An-Nahl: 78). Selanjutnya mengaplikasikan, yaitu wujud dari praktik yang difahami. Berikut, merefleksikan apa yang sudah dilakukan. Tentu untuk perbaikan berkelanjutan.
Ketiga, prinsip pembelajaran yang meliputi tiga hal. Mindful learning atau pembelajaran berkesadaran. Selain guru sadar tentang kondisi murid, juga sadar dengan membuat persiapan. Hal menjadikan murid sadar dan berkeinginan untuk belajar. Selanjutnya, meaningful learning, proses pembelajaran memberikan kebermanfaatan kepada siswa dalam kehidupan nyata. Tidak kalah penting adalah joyful learning, penyajian materi disampaikan dengan cara yang menyenangkan.
Keempat, ada target lulusan yang dikenal dengan dimensi profil lulusan. Ada delapan target lulusan dari pendekatan deep learning ini, yaitu iman dan bertaqwa, kewargaan, kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, kemandirian, kesehatan. Jika kerangka kerja ini dilakukan dengan sungguh-sungguh, hasilnya dahsyat.
Baca Lainnya
Ancaman Di Balik Air Keruh Sungai Di Surabaya
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 13 Jam
Mencintai Perdamaian ala Rasulullah: Tabayun dan Menjaga Persaudaraan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 6 Hari
Maulid Nabi : Meneladani Rasulullah bukan Sekedar Tradisi
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 6 Hari
Maulid Nabi: Antara Tradisi Syiar dan Tafsir Puritan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 7 Hari
Istilah Dinonaktifkan Anggota DPR Tidak Ditemukan dalam UU
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 10 Hari
Dari Ojol ke Martir: Affan Kurniawan dan Krisis Kemanusiaan Kita
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 13 Hari
Al-Qur’an dalam Perspektif Hermeneutika Amina Wadud: Membebaskan dari Bias Gender
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 21 Hari
Proses Pencalonan Hakim Konstitusi di DPR Dipertanyakan Keabsahannya ?
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 21 Hari
HUT RI ke-80 dan Hari Konstituai: Refleksi UUD NRI Tahun 1945
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 25 Hari
Civil Society Islam: Peran Muhammadiyah dan NU dalam Artikulasi Kemerdekaan Indonesia
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 26 Hari