Ancaman Di Balik Air Keruh Sungai Di Surabaya
yupan
Kamis, 11 September 2025 12:58 WIB

Oleh : Nadia Asri Izza Riswana
Mahasiswa Universitas Airlangga
Surabaya, kota pahlawan, memiliki jaringan sungai penting. Namun, kondisi sungai-sungai ini
jauh dari ideal di balik fungsi strategisnya sebagai pusat kehidupan kota. Setiap hari, sejumlah besar limbah mencemari airnya, menghasilkan "tong sampah" raksasa yang merusak kota dan mengancam ekosistem dan kesehatan masyarakat. Di sepanjang aliran sungai, banyak jenis sampah, mulai dari plastik, limbah rumah tangga, hingga limbah kimia, terlihat menumpuk dan mengambang.
Air yang seharusnya jernih sekarang keruh dan bau, terutama di kawasan perumahan. Seperti sungai-sungai seperti Sungai Mulyorejo, Sungai Jagir, dan Sungai Brantas, hal ini menunjukkan semakin buruknya kualitas air di wilayah tersebut.
Adapun dampak sungai kotor di berbagai aspek, seperti aspek ekonomi. Ekonomi lingkungan
yang tidak sehat sangat terkait dengan kebersihan dalam penjualan, karena situasi lingkungan yang kotor dapat merusak mutu barang dan meningkatkan bahaya kesehatan bagi konsumen.
Situasi ini dapat mengurangi keyakinan pelanggan dan berdampak buruk pada penjualan.
Kebiasaan pemilihan bahan makanan oleh pedagang kaki lima dalam pembuatan jajanan
biasanya kurang memperhatikan kualitas, disertai dengan cara penyimpanan makanan yang
tidak tepat sehingga menyebabkan kontaminasi oleh bakteri dan virus penyebab berbagai penyakit.
Bahkan, beberapa pedagang berjualan di lingkungan sekitar sungai yang kotor dan
berbau, makanan sering dibiarkan terbuka, sehingga terkena serangga, lalat, dan hama, yang
merupakan perilaku umum di kalangan pedagang kaki lima.
Menjaga kesadaran akan pentingnya wadah, area tempat berjualan, serta menutupi makanan agar kebersihan dan sanitasi
terjaga sangatlah penting.
Jika tidak akan berdampak ke kesehatan, gangguan pencernaan
adalah efek langsung dari mengkonsumsi makanan tidak higienis. Mual, muntah, diare, sakit perut, dan demam adalah gejala yang paling umum, yang mungkin hanya berlangsung beberapa
hari. Namun, kondisi yang parah dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan memerlukan
rawat inap.
Sebagai masyarakat pendidikan tidak hanya harus mendidik itu harus transformatif, dengan
kemampuan untuk mengubah cara orang berpikir, kebiasaan, dan nilai-nilai mereka tentang
lingkungan.
Perubahan perilaku yang lebih kuat dan berkelanjutan dapat dicapai melalui penggabungan teori dengan praktik langsung, seperti memilah sampah, daur ulang, atau kerja bakti membersihkan sungai.
Ini terutama berlaku untuk komunitas yang belum memiliki kebiasaan tersebut. Dengan menggunakan media sosial untuk melakukan kampanye dan
menyebarkan informasi di era internet, pendidikan pengelolaan sampah dapat diperkuat.
Platform seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan Facebook memungkinkan Anda secara
kreatif, cepat, dan menjangkau audiens yang lebih besar, terutama anak-anak. Video edukatif, infografis, testimoni warga, dan tantangan pengelolaan sampah dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat sekaligus meningkatkan partisipasi publik.
Edukasi pengelolaan sampah berbasis lingkungan dapat lebih baik memengaruhi perilaku masyarakat, mengurangi pencemaran sungai, dan memicu perubahan sosial dan ekologis yang lebih luas.
Ini dapat dicapai dengan menggabungkan strategi digital dan pendekatan langsung di lapangan.
Air yang tercemar di sungai-sungai Surabaya adalah ancaman nyata bagi lingkungan, kesehatan warga, dan kelestarian sumber daya air kota. Pencemaran akibat limbah rumah tangga, industri, dan sampah telah menurunkan kualitas air, mengganggu ekosistem, serta
mempersulit proses penyaringan air bersih.
Jika tidak cepat diatasi, situasi ini berpotensi memperburuk krisis air dan meningkatkan ancaman penyakit bagi masyarakat.
Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama antara pemerintah, sektor industri, dan masyarakat untuk menjaga
kebersihan sungai melalui pengawasan limbah, pendidikan publik, serta penerapan kebijakan
lingkungan yang tegas dan berkelanjutan.
Refrensi:
Wahyudi, S. (2017). Edukasi publik tentang pengelolaan sampah melalui media
digital. Jurnal Komunikasi Massa, 2(1), 30-38.
Anwar, H. (2015). Polusi Air Tanah Akibat Limbah Industri Dan Limbah Rumah
Tangga. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 246-254.
Intan Permatasari, Sri Handajani, Siti Sulandjari, & Mutimmatul Faidah. (2021).
Faktor perilaku higiene sanitasi makanan pada penjamah makanan pedagang kaki
lima. Jurnal Tata Boga, 10(2), 223-233.
Fajeriadi, H., Fahmi, F., Arisandi, R., Nugroho, B. A., & Fitriani, A. (2024). Analisis
kritis edukasi pengelolaan sampah berbasis lingkungan kepada masyarakat sekitar
sungai. SERIBU SUNGAl: Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat,
2(2).
Pinky Tiara Assa, M. H. (2024). Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Penyusunan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Perizinan Lingkungan Hidup. Jurnal
Fakultas Hukum Unsrat, 4-5.
Baca Lainnya
Mencintai Perdamaian ala Rasulullah: Tabayun dan Menjaga Persaudaraan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 6 Hari
Maulid Nabi : Meneladani Rasulullah bukan Sekedar Tradisi
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 6 Hari
Maulid Nabi: Antara Tradisi Syiar dan Tafsir Puritan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 7 Hari
Istilah Dinonaktifkan Anggota DPR Tidak Ditemukan dalam UU
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 10 Hari
Dari Ojol ke Martir: Affan Kurniawan dan Krisis Kemanusiaan Kita
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 13 Hari
Al-Qur’an dalam Perspektif Hermeneutika Amina Wadud: Membebaskan dari Bias Gender
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 21 Hari
Proses Pencalonan Hakim Konstitusi di DPR Dipertanyakan Keabsahannya ?
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 21 Hari
HUT RI ke-80 dan Hari Konstituai: Refleksi UUD NRI Tahun 1945
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 25 Hari
Civil Society Islam: Peran Muhammadiyah dan NU dalam Artikulasi Kemerdekaan Indonesia
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 26 Hari