Mahasiswa KKN Kelompok 19 UM Surabaya Edukasi Pembuatan Pupuk

yupan
Kamis, 21 Agustus 2025 16:19 WIB
Edukasi Lingkungan Sejak Dini: Mahasiswa KKN 19 UM Surabaya di Dayurejo Kenalkan Pembuatan Kompos dengan Media Compost Bag di SDN Dayurejo 3. (Istimewa)

Pasuruan, eNews – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 19 Desa Dayurejo kembali menghadirkan inovasi dalam program pengabdian masyarakatnya. Pada 14 Agustus 2025, mereka menggelar kegiatan edukasi pembuatan pupuk kompos menggunakan media compost bag di SDN Dayurejo 3. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari pihak sekolah dan disambut antusias oleh para siswa.

Dengan mengusung tema “Kelola Sampah Jadi Berkah”, mahasiswa KKN kelompok 19 ingin menanamkan sejak dini kesadaran kepada siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan sekaligus mengenalkan teknologi sederhana yang ramah lingkungan.

Belajar Ramah Lingkungan Sejak Usia Sekolah Dasar

Ketua KKN kelompok 19, Muhammad Anwar Ibrahim, menjelaskan bahwa penggunaan media compost bag dipilih karena lebih praktis, bersih, dan mudah diaplikasikan, baik di rumah maupun di sekolah. “Compost bag adalah wadah khusus yang memudahkan proses penguraian sampah organik menjadi pupuk kompos. Dengan cara ini, siswa bisa belajar mengolah sampah secara langsung tanpa harus membuat lubang di tanah atau menyiapkan lahan luas,” ujarnya.

Pihak sekolah menyambut baik kegiatan ini. Kepala SDN Dayurejo 3 menyampaikan apresiasinya terhadap program KKN 19 yang dinilai selaras dengan upaya sekolah dalam mengajarkan kepedulian lingkungan. “Kami sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Anak-anak tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik nyata bagaimana mengelola sampah organik. Compost bag ini sangat cocok diterapkan di sekolah kami,” katanya.

Proses Edukasi dan Praktik Pembuatan Kompos

Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi tentang jenis-jenis sampah yang bisa diolah menjadi kompos, seperti sisa sayuran, kulit buah, dedaunan kering, hingga sisa makanan organik. Mahasiswa menjelaskan perbedaan sampah organik dan anorganik, serta mengapa sampah organik lebih bermanfaat bila diolah menjadi kompos.

Setelah penyampaian materi, mahasiswa memperlihatkan contoh compost bag dan menjelaskan bagian-bagiannya. Compost bag biasanya terbuat dari bahan plastik tebal dengan lubang-lubang kecil sebagai jalur sirkulasi udara, sehingga membantu mikroorganisme bekerja dalam proses penguraian.

Selanjutnya, siswa diajak secara langsung melakukan praktik mengisi compost bag dengan bahan organik. Tahap pertama adalah memasukkan lapisan tanah sebagai dasar, kemudian sampah organik seperti daun kering dan sisa sayuran, ditambah sedikit air agar lembap. Mahasiswa juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara bahan hijau (basah) dan bahan cokelat (kering) agar proses penguraian berjalan baik.

Anak-anak terlihat antusias mengikuti setiap tahap. Mereka bergantian memasukkan bahan ke dalam compost bag sambil sesekali bertanya tentang proses pembusukan yang terjadi di dalamnya. Mahasiswa menjawab pertanyaan dengan bahasa sederhana sehingga mudah dipahami oleh anak-anak.

Antusiasme Siswa dan Manfaat Kegiatan

Suasana kegiatan berlangsung meriah dan penuh semangat. Banyak siswa yang penasaran bagaimana sampah bisa berubah menjadi pupuk. Seorang siswa kelas V, Fano Andriansyah, mengaku baru pertama kali mengetahui cara membuat kompos dengan compost bag. “Ternyata gampang, ya. Saya mau coba di rumah supaya tanaman ibu lebih subur,” ujarnya dengan penuh semangat.

Guru pendamping pun mengakui bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat. Selain memberikan ilmu baru, juga menumbuhkan rasa cinta lingkungan sejak dini. “Kami akan mencoba menjadikan compost bag ini sebagai proyek kecil di sekolah. Hasil pupuknya bisa kita gunakan untuk tanaman di taman sekolah,” kata salah satu guru.

Mahasiswa KKN kelompok 19 juga membagikan leaflet sederhana berisi panduan membuat kompos dengan compost bag agar siswa dapat mengulanginya di rumah bersama orang tua. Dengan cara ini, manfaat kegiatan tidak hanya berhenti di sekolah, tetapi juga bisa menyebar ke lingkungan keluarga.

Kegiatan edukasi pembuatan pupuk kompos dengan media compost bag di SDN Dayurejo 3 ini membuktikan bahwa pengelolaan sampah dapat diajarkan sejak dini dengan cara yang sederhana, menyenangkan, dan aplikatif. Melalui kegiatan ini, KKN kelompok 19 Dayurejo berharap dapat menumbuhkan generasi muda yang lebih peduli terhadap lingkungan sekaligus kreatif dalam mengelola sampah.

Kolaborasi antara mahasiswa, sekolah, dan masyarakat menjadi wujud nyata semangat gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan tercipta budaya baru di kalangan siswa untuk tidak membuang sampah sembarangan, melainkan memanfaatkannya menjadi sesuatu yang berguna bagi kehidupan.

Program KKN kelompok 19 Dayurejo terus berkomitmen menghadirkan kegiatan bermanfaat yang memberi dampak nyata bagi masyarakat. Edukasi compost bag ini hanyalah salah satu langkah kecil, namun diharapkan mampu memberikan pengaruh besar dalam menciptakan lingkungan yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan.

Baca Lainnya
SAPA Art Exhibition Kembali Menyapa Dunia Seni
yupan
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 10 Jam