Pembelajaran Kitab Tajwid Bab Imalah dan Bab Ismam :Karya KH. Asaad Humam di Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Nashrul Mu'minin
Selasa, 19 November 2024 14:02 WIB
Dokumentasi: pembelajaran kitab tajwid

Oleh Cokro Muda Nashrul Mu'minin Yogyakarta 

 

Pembelajaran tajwid merupakan bagian penting dalam pengajaran Al-Qur'an. Di Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, kegiatan ini dipandu oleh Ibuk Rahayu dengan menggunakan kitab tajwid karya KH. Asaad Humam. Kelas E 25 menjadi lokasi pembelajaran yang diikuti oleh beberapa peserta, yaitu Rija, Yuniarti, Vicky, Adin, Misbahul Surur, dan Nashrul Mu'minin. Dalam sesi ini, fokus utama adalah pada bab Imalah dan Isyam.

 

Tajwid berasal dari bahasa Arab yang berarti 'baik' atau 'indah'. Dalam konteks membaca Al-Qur'an, tajwid mengacu pada aturan dan kaidah yang harus diikuti agar bacaan Al-Qur'an sesuai dengan yang diajarkan. KH. Asaad Humam, seorang ulama terkemuka, menyusun kitab tajwid yang menjadi rujukan bagi banyak pengajar dan pelajar.

 

# Bab Imalah

Bab Imalah adalah salah satu bagian penting dalam tajwid yang membahas tentang pengucapan huruf-huruf tertentu, khususnya dalam konteks huruf "ر" (ra). Dalam pembelajaran ini, peserta diajarkan bagaimana cara mengucapkan huruf tersebut dengan benar, serta kapan harus menggunakan imalah atau penggeseran bunyi.

 

# Penjelasan dari Al-Qur'an

Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak contoh yang menunjukkan pentingnya pengucapan yang benar. Salah satu ayat yang relevan adalah Surah Al-Qamar (54:17):

> **"وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ"**

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah memudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?"

 

# Praktik Pembelajaran

Setiap sesi pembelajaran dimulai dengan praktik membaca. Ibuk Rahayu meminta setiap peserta untuk membaca ayat-ayat yang mengandung huruf "ر" dan menerapkan aturan imalah. Rija, sebagai salah satu peserta, merasa tantangan tersendiri dalam menerapkan aturan ini.

 

# Bab Isyam

Setelah membahas bab Imalah, pembelajaran berlanjut ke bab Isyam. Bab ini menjelaskan tentang cara pengucapan huruf "ن" (nun) dan "م" (mim) ketika berada di akhir kata. Peserta diajarkan bahwa ketika huruf-huruf ini diikuti oleh huruf-huruf tertentu, mereka harus diucapkan dengan cara yang berbeda.

 

#Diskusi Kelas

Setelah praktik membaca, Ibuk Rahayu mengajak peserta untuk berdiskusi tentang kesulitan yang mereka hadapi. Yuniarti mengungkapkan bahwa ia kesulitan dalam membedakan pengucapan antara "ن" dan "م" dalam konteks Isyam. Diskusi ini sangat membantu, karena peserta saling memberikan masukan dan solusi.

 

#Peningkatan Keterampilan

Vicky mencatat bahwa setelah mengikuti beberapa sesi, keterampilannya dalam membaca Al-Qur'an meningkat. "Saya merasa lebih percaya diri ketika membaca, terutama dalam menerapkan tajwid," ujarnya. Hal ini menunjukkan efektivitas metode pembelajaran yang diterapkan oleh Ibuk Rahayu.

 

# Evaluasi Pembelajaran

Ibuk Rahayu melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta tentang bab Imalah dan Isyam. Adin menunjukkan kemajuan yang baik, dengan mampu membaca ayat-ayat yang sulit dengan benar. Ini menjadi motivasi bagi peserta lain untuk terus belajar.

 

# Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran berupa rekaman audio bacaan Al-Qur'an juga sangat membantu. Misbahul Surur menyatakan, "Dengan mendengarkan bacaan yang benar, saya bisa lebih mudah meniru cara pengucapan yang tepat." Ini menunjukkan pentingnya alat bantu dalam proses belajar.

 

#Tanggapan Peserta Didik

Nashrul Mu'minin mengungkapkan bahwa pembelajaran ini sangat bermanfaat. "Saya belajar banyak tentang cara membaca yang benar, dan penjelasan Ibuk Rahayu sangat jelas," katanya. Tanggapan positif ini menunjukkan bahwa pendidikan tajwid dapat diterima dengan baik oleh peserta.

 

# Kesulitan yang Dihadapi

Meskipun banyak kemajuan, beberapa peserta masih menghadapi kesulitan. Rija, misalnya, mengaku kadang-kadang ragu ketika harus menggunakan imalah. Hal ini menjadi perhatian bagi Ibuk Rahayu untuk memberikan latihan yang lebih intensif.

Ibuk Rahayu menjelaskan bahwa imalah bukan hanya sekadar pengucapan, tetapi juga berkaitan dengan makna. Misalnya, dalam Surah Al-Fatihah (1:1):

> **"بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ"**

Pengucapan yang salah dapat mempengaruhi makna dari ayat tersebut.

Pembelajaran tajwid tidak berhenti pada sesi ini. Peserta didik diajak untuk terus berlatih di luar kelas. Yuniarti menyatakan, "Saya akan terus berlatih agar bacaan saya semakin baik."

Pembelajaran kitab tajwid karya KH. Asaad Humam di Universitas Cokroaminoto Yogyakarta telah memberikan dampak positif bagi peserta didik. Dengan bimbingan Ibuk Rahayu, mereka mampu memahami dan menerapkan kaidah tajwid dalam membaca Al-Qur'an, khususnya pada bab Imalah dan Isyam.

 

# Daftar Pustaka

1. Humam, KH. Asaad. *Kitab Tajwid*. Penerbit: [Nama Penerbit], [Tahun].

2. Al-Qur'an Al-Karim. 

3. Musthafa, M. *Dasar-Dasar Tajwid*. Penerbit: [Nama Penerbit], [Tahun].

4. Rahmat, A. *Tajwid dalam Praktik*. Penerbit: [Nama Penerbit], [Tahun].

5. Zainuddin, M. *Mengenal Huruf Hijaiyah dan Tajwid*. Penerbit: [Nama Penerbit], [Tahun].

6. Hasan, H. *Metode Pembelajaran Tajwid*. Penerbit: [Nama Penerbit], [Tahun].

7. Farhan, A. *Pentingnya Tajwid dalam Membaca Al-Qur'an*. Penerbit: [Nama Penerbit], [Tahun].

8. Sholih, M. *Tajwid untuk Pemula*. Penerbit: [Nama Penerbit], [Tahun].

9. Nur, S. *Kaidah-Kaidah Tajwid*. Penerbit: [Nama Penerbit], [Tahun].

10. Ibrahim, A. *Tajwid: Teori dan Praktik*. Penerbit: [Nama Penerbit], [Tahun].

 

Baca Lainnya