Sambut Hari Pendidikan Nasional, Muhammadiyah Berkomitmen Membangun Bangsa
Andi Hariyadi
Kamis, 1 Mei 2025 18:08 WIB

Oleh: Andi Hariyadi
Ketua Majelis Pustaka Informatika dan Digitalisasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya
Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tergantung bagaimana desain kebijakan pendidikan yang dilakukan, apakah sekedar tambal sulam yang tidak menyentuh persoalan atau terprogram secara berkelanjutan. Disinilah pentingnya pendidikan sebagai salah satu pilar utama dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.
Indonesia Emas 2045 sebagai penanda seratus tahun kemerdekaan bangsa setelah mampu membebaskan dari cengkraman penjajah yang menyisakan wajah bangsa dalam kondisi ketertindasan, kebodohan, kemiskinan dan ketertinggalan, untuk berubah menjadi bangsa yang lebih berdaulat, mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran, menguatkan persatuan dan keadilan serta mampu meneruskan perjuangan para pahlawan dengan hadirnya insan insan pembelajar yang unggul dan berprestasi.
Memperhatikan diawal berdirinya Muhammadiyah pada tahun 1912, KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri langsung tanggap bahwa bangsa ini sangat butuh pendidikan, maka KH Ahmad Dahlan pun terus berusaha dan menginisiasi berdirinya lembaga pendidikan sebagai pintu pembuka wawasan berbangsa, penguat kesadaran persatuan, menumbuhkan karakter sesuai akhlaqul karimah, menguasai dan terampil dalam perkembangan teknologi, dan mampu mengintegrasikan nilai nilai spiritual yang mencerahkan.
Para pimpinan Muhammadiyah ketika diberi amanah baik dari Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang dan Ranting hingga di berbagai pelosok daerah yang terpencil, terjauh dan tertinggal senantiasa berusaha untuk hadir dalam pembangunan infrastruktur pendidikan, dan itu sudah dilakukan 33 tahun sebelum bangsa Indonesia merdeka. Dan hingga kini komitmen tersebut sampai masa depan nanti tetap digerakkan. Lebih lebih wilayah Indonesia yang begitu luas, sehingga perluasan akses pendidikan menjadi hal sangat penting dan strategis.
Pendidikan yang digerakkan Muhammadiyah tidak lepas dari komitmen para pimpinan dan anggota Muhammadiyah untuk menyatukan visi dakwah dalam dunia pendidikan. Mengingat tantangan ke depan lebih kompleks maka bagaimana kebijakan dan implementasi pendidikan.
Memperhatikan kondisi bangsa yang begitu memprihatinkan, ada banyak sumber kekayaan alam bangsa tetapi masih ada yang hidup menderita. Kekayaan alam yang seharusnya dikelola untuk kesejahteraan, justru disalahgunakan untuk memperkaya diri dan kelompoknya sendiri dengan melakukan korupsi yang begitu fantastis besarnya. Anak anak Indonesia yang begitu besar potensi kecerdasannya kurang dioptimalkan untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa.
Muhammadiyah hadir diantaranya untuk membantu percepatan suksesnya pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan yang unggul dan berprestasi dengan penguatan karakter spiritual, pembelajar, persatuan dan menumbuhkan jiwa patriotis untuk berjuang demi kejayaan bangsa Indonesia.
Tema Hari Pendidikan Nasional 2025, yaitu : " Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua". Prof. Abdul Mu'ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah mengajak kita semua untuk berpartisipasi sekaligus berkontribusi khususnya dalam dunia pendidikan, sehingga ada solusi yang komprehensif dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu. Adanya semangat kebersamaan untuk memajukan pendidikan Indonesia. Saatnya kita melakukan aksi kolaborasi, bukan mencaci disana sini sehingga melupakan substansi.
Pendidikan yang bermutu baik dari aspek akademik maupun non akademik untuk mampu bersaing di dunia global dengan karakter keunggulan.
Mari kita persiapkan dan sambut hadirnya generasi emas bangsa Indonesia, spiritual dan akhlaknya bagus, penguasaan ilmu dan keterampilan kekinian yang berkemajuan, serta memiliki daya tahan yang kuat baik fisik dan mental. Kita juga sangat prihatin ketika upaya menghadiri pendidikan yang unggul dan berprestasi masih ada saja upaya pengrusakan terhadap anak bangsa baik yang berupa aksi kekerasan, maraknya penggunaan alkohol dan narkoba serta melemahnya semangat juang yang tangguh. Maka peran pendidikan sangat berarti dan tugas pendidik begitu mulia memajukan bangsa dan sejahterakan para pendidiknya, jangan sampai mereka yang dalam proses pembelajaran begitu kuat memotivasi dan menginspirasi, akhirnya kekurangan gizi yang mensejahterakan.
Para guru juga ditantang untuk terus belajar mengikuti perkembangan, bukannya stagnan sehingga ketinggalan atas percepatan perkembangan zaman.
Proses pembelajaran yang menyenangkan membuat semangat untuk belajar, aktif berinovasi dengan lahirnya ide ide cemerlang. Untuk itu 7 kebiasaan yang dicanangkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah harus benar benar tertanamkan kuat, kebiasaan kecil terus dilakukan dan dibiasakan akan membawa perubahan besar.
Penguatan karakter 7 Kebiasaan Anak Indonesia diharapkan menyatu dalam proses pembelajaran yang meliputi: Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan sehat dan bergizi, senang belajar, bermasyarakat dan tidur cepat. Anak anak Indonesia hebat belajar dengan penuh semangat, berkarya kreatif, badan sehat jasmani dan rohani, serta bisa berinteraksi secara konstruktif dan produktif. Selamat Hari Pendidikan Nasional, tingkatkan partisipasi untuk pendidikan berkualitas.
Baca Lainnya
Kalau Dikit-Dikit Tersinggung, Kapan Senangnya?
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 19 Hari
Menyongsong Agentic AI: Peluang dan Tanggung Jawab di Era Baru Kecerdasan Buatan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 27 Hari
Hari Lahir Pancasila, PCPM Semampir Serukan Peran Pemuda sebagai Penjaga Nilai Kebangsaan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 29 Hari
Kebohongan Publik Ayam Goreng Non Halal Termasuk Kejahatan Kuliner
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Alghorethicts: Etika untuk Otak Buatan di Era AI
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan Menginspirasi Lahirnya Strategi Pembelajaran Penemuan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Pelantikan Bupati dan Wakil Kabupaten Serang
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Deep Learning dalam Perspektif Al-Quran dan Hadits
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Dari Penguasa ke Mitra: Transformasi Peran Pemerintah dalam 25 Tahun Reformasi
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
“Youth Guarantee", Dari Kampung Anak Negeri ke Kampung Harapan: Surabaya Bisa Jadi Pelopor Perlindungan Anak Berbasis Komunitas
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan