Al Islam Dinul Hadarah, Islam Sebagai Agama Peradaban
Didik Hermawan
Rabu, 24 Juli 2024 12:42 WIB

Oleh: Didik Hermawan
Ketua PC Pemuda Muhammadiyah Pakal
Islam memiliki beberapa karakteristik, yang pertama Al-Islam dinul adalah Islam menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kedua Al-Islam dinul rahma wa salam islam sebagai agama kasih dan keselamatan, ketiga Al-Islam dinul hadarah Islam sebagai agama peradaban.
Dari ketiga karakteristik tersebut ada satu karakter yang di tinggalkan umat islam saat ini yaitu al islam dinul hadarah islam sebagai agama peradaban.
Disadari oleh banyak kalangan saat ini bahwa umat Islam mengalami ketertinggalan dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi, di ikuti oleh bidang ekonomi, politik, dan sosial. Umat Islam saat ini sedang mengalami keterpurukan dan tidak menentu nasibnya sehingga mudah sekali untuk di goyah.
Realitas yang seperti ini karena umat Islam tidak mampu menampilkan Al-Islam dinul hadarah Islam sebagai agama peradaban, Islam hanya dipahami sebatas ritual belaka tanpa penghayatan yang mendalam. Sehingga menimbulkan sikap keagamaan yang apatis terhadap kondisi umat Islam saat ini.
Umat Islam harus bisa menampilkan Islam dinul hadarah, Islam sebagai agama peradaban, di dunia ini tidak ada bangsa yang maju peradabannya tanpa di tunjang dengan keilmuan yang mapan. Syarat suatu bangsa disebut sebagai bangsa yang maju peradabannya itu di iringi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan.
Islam dalam membangun sebuah peradaban di mulai dengan surat al-alaq ayat 1-5 dengan perintah Allah membaca. Yang menarik pada ayat 4-5
الَّذِيْ عَلَّمَ بِبِالْقَلَمِ
"Allah mengajari manusia dari perantara pena"
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
"Dia mengajarkan manusia apa yang yang tidak diketahuinya"
Lantas timbul sebuah pertanyaan, bagaimana Allah mengajari manusia dari perantara pena, dan bagaimana cara Allah mengajari manusia dari apa yang tidak ia ketahui. Para mufasir berpendapat semua itu Allah ajarkan melalui tradisi al qira'atu wal kitaba melalui tradisi membaca dan menulis. Kita bisa melihat kilas balik kejayaan umat Islam pada masa Daulah Abasiyah yang pusat pemerintahannya di kota Baghdad. Kota ini tumbuh menjadi kota intelektual dan kosmopolitan, saksi berlangsungnya puncak perkembangan ilmu pengetahuan bagi peradaban Islam dan dunia.
Umat Islam harus sadar dan segera bangkit dari ketertinggalan ini. Menampilkan Islam dinul hadarah islam sebagai agama peradaban merupakan suatu keniscayaan. Membangkitkan lagi semangat untuk berthalabul ilmi, meramaikan majelis majelis ilmu, sehingga umat islam bisa bangkit dari ketertinggalan.
Baca Lainnya
Ekonomi Kita Bukan Sekadar Angka: Saatnya Menggerakkan Rasa dan Rakyat
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Hari
Kalau Dikit-Dikit Tersinggung, Kapan Senangnya?
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 26 Hari
Menyongsong Agentic AI: Peluang dan Tanggung Jawab di Era Baru Kecerdasan Buatan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Hari Lahir Pancasila, PCPM Semampir Serukan Peran Pemuda sebagai Penjaga Nilai Kebangsaan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Kebohongan Publik Ayam Goreng Non Halal Termasuk Kejahatan Kuliner
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Alghorethicts: Etika untuk Otak Buatan di Era AI
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan Menginspirasi Lahirnya Strategi Pembelajaran Penemuan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Pelantikan Bupati dan Wakil Kabupaten Serang
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Deep Learning dalam Perspektif Al-Quran dan Hadits
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Dari Penguasa ke Mitra: Transformasi Peran Pemerintah dalam 25 Tahun Reformasi
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan