JAFF Market 2025 Angkat Kekuatan Cerita Lokal Menuju Pasar Film Global

Any Sayekti
Minggu, 19 Oktober 2025 01:17 WIB
Beberapa karya IP yang lolos dalam JAFF Market 2025 (ilustrasi JAFF Market)

Yogyakarta, eNews — Dunia perfilman dan industri kreatif Tanah Air bersiap menyambut momentum besar. JAFF Market 2025 Powered by Amar Bank resmi mengumumkan deretan karya terpilih dalam JAFF Content Market — sebuah ruang kolaborasi yang menjembatani ide-ide kreatif lokal menuju layar global.

Program yang didukung Kementerian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenekraf) ini menyoroti lahirnya generasi baru intellectual property (IP) Indonesia yang memiliki potensi diadaptasi menjadi film, animasi, hingga serial digital.

“Kekuatan ekonomi kreatif kita adalah kemampuan bercerita,” tutur Teuku Riefky Harsya, Menteri Ekonomi Kreatif. “Melalui JAFF Content Market, cerita-cerita lokal bisa menembus batas, menjadi produk global yang tetap berakar pada budaya Indonesia.”

Panggung 20 Tahun JAFF: Ruang Pertemuan Kreator Asia

Digelar pada 29 November hingga 1 Desember 2025 di Jogja Expo Center (JEC), JAFF Market akan menjadi bagian dari perayaan 20 tahun Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) — salah satu ajang film paling berpengaruh di Asia Tenggara.

Acara ini menghadirkan sepuluh IP unggulan hasil kurasi ketat dari ratusan proposal yang masuk. Panel ahli lintas industri menilai karya berdasarkan kekuatan narasi, potensi sinematik, dan peluang kolaborasi lintas sektor.

Menurut Linda Gozali, Market Director JAFF Market, program ini adalah langkah nyata memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat ide-ide orisinal di Asia.
“Banyak kisah luar biasa di balik buku, lagu, bahkan gim lokal yang belum tersentuh. Melalui JAFF Content Market, kisah itu menemukan bentuk baru di layar film dan serial,” ujarnya.

Kolaborasi, Bukan Kompetisi

Tidak hanya menjadi ajang pamer karya, JAFF Content Market juga membuka ruang interaksi antara kreator, produser, investor, dan distributor melalui sesi pitching, pertemuan bisnis, serta jejaring industri. Semua diarahkan untuk mengubah potensi menjadi realisasi.

“JAFF Market bukan sekadar tempat jual-beli ide, tetapi wadah membangun kolaborasi berkelanjutan,” kata Linda. “Kami ingin Indonesia tak hanya dikenal sebagai lokasi syuting, tapi juga sebagai sumber cerita orisinal yang bisa bersaing secara global.”

Bagi Rani Nurul, salah satu kreator IP terpilih asal Bandung, kesempatan ini menjadi langkah berharga.
“Cerita saya tentang budaya Sunda mendapat perhatian dari produser luar negeri. Saya tidak menyangka kisah lokal bisa menarik minat internasional,” ujarnya dengan antusias.

Gerbang Baru Sinema Indonesia

Sejak berdiri pada 2006, JAFF telah menjadi ruang penting bagi sineas dan komunitas film Asia. Kini, lewat JAFF Market, Yogyakarta kian memperkuat perannya sebagai pusat pergerakan industri film Indonesia.

“Dari Yogyakarta, ide-ide besar bisa melangkah jauh,” tambah Teuku Riefky. “Kita sedang menyaksikan babak baru industri kreatif Indonesia yang percaya pada kekuatan lokal untuk bicara di panggung dunia.”

Dengan semangat “Let’s Shape the Future of Asian Cinema”, JAFF Market 2025 siap menjadi titik temu penting bagi masa depan industri film Asia yang lebih inklusif, inovatif, dan berbasis kolaborasi lintas budaya.(Sayekti)

Sinema Yogyakarta JAFF Market 2025
Baca Lainnya