Program Internasional Berlanjut, 16 Siswa SMP Muhammadiyah 5 Surabaya Terbang ke Korea Selatan untuk Sister School

yupan
Kamis, 6 November 2025 21:51 WIB
Istimewa

Surabaya, eNews - SMP Muhammadiyah 5 Pucang Surabaya (Spemma) kembali melaksanakan program sister school internasional pertukaran pendidikan dan budaya dengan SMP/SMA Daejeon Busan kota metropolitan Republik Korea.

Kunjungan SMP Muhammadiyah 5 Surabaya ke Korea tersebut diikuti 16 siswa pilihan dari kelas 7 hingga 9, Kamis-Jumat (6-14/11/25).

Koordinator program internasional SMP Muhammadiyah 5 Surabaya Arlia Intan Nilamsari SPd menjelaskan, program ini bertujuan utama untuk memberikan pengalaman global kepada siswa, memperluas wawasan mereka, dan membangun relasi internasional, serta memperkenalkan budaya Indonesia di kancah global.

"​Program ini merupakan hasil kerja sama dengan sekolah di Korea Selatan yang bernama Daejeon sebagai Sister School internasional," ujarnya.

"Kegiatan ini sempat terhenti selama dua tahun akibat pandemi, namun kembali dilanjutkan secara fisik saat ini," imbuhnya.

​Menurutnya, agenda pertukaran pelajar tidak hanya berfokus pada pertukaran budaya (culture exchange), tetapi juga memiliki aspek edukasional.

"​Siswa akan diperkenalkan dengan berbagai macam model pendidikan yang diterapkan di Korea Selatan, khususnya di sekolah mitra, Daejeon," tuturnya.

​Sebagai timbal balik, sambungnya, siswa dari Indonesia akan mengenalkan budaya Indonesia, terutama budaya kedaerahan, melalui penampilan di Daejeon.

"​Penampilan ini mencakup pengenalan baju adat dan tarian adat Indonesia," jelasnya.

​​Program pertukaran ini akan berlangsung selama tujuh hari penuh di Korea Selatan.
​Jadwal Keberangkatan: Peserta akan berangkat sore ini dan dijadwalkan tiba keesokan harinya (besok pagi) sampai hari Jumat pagi.

​"Total 19 orang akan diberangkatkan, terdiri dari 16 siswa dan 3 guru pendamping," ucapnya.

​Siswa yang mengikuti program dari pihak sekolah berasal dari jenjang SMP, yaitu kelas 7 hingga kelas 9. Sementara itu, peserta dari Daejeon bervariasi antara jenjang SMP dan SMA.

"​Meskipun peminat program ini mencapai lebih dari 50 orang, peserta yang terpilih hanya 16 siswa melalui proses seleksi yang ketat," katanya.

​Ia menambahkan, seleksi melibatkan tes dan minat dari siswa, serta melihat kesiapan mental dan kesediaan mereka.

"Selain pengalaman, tujuan utama adalah membangun relasi dan memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada siswa mengenai negara maju," bebernya.

​Lebih lanjut Arlia Intan Nilamsari menyatakan bahwa respons dari wali murid terhadap program ini sangat positif dan menggembirakan. Bahkan, terdapat kasus di mana adik dari mantan peserta di tahun-tahun sebelumnya turut mendaftar dan berhasil lolos, menunjukkan kepercayaan orang tua terhadap kualitas program.

"​Penyelenggaraan program ini telah dilakukan sejak sekitar tahun 2012 atau 2013, dengan total 13 tahun pelaksanaan, dan hanya terpotong oleh periode pandemi selama dua tahun. Selama masa pandemi, kegiatan komunikasi dan pertemuan tetap dilakukan secara daring (online)," tutupnya.

Sementara itu, Humas SMP Muhammadiyah 5 Surabaya Miftakul Khoir SPd menambahkan, program ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang menjalin kerja sama erat dengan sebuah sekolah di Busan, Korea Selatan.

"​Kegiatan pertukaran pelajar ini rutin dilakukan setiap tahun, sebagai implementasi dari kerja sama yang telah terjalin lama antara kedua sekolah," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa, program ini dilakukan secara bergantian: setiap tahun siswa dari Indonesia diberangkatkan ke Korea Selatan, dan pada waktu yang lain, siswa dari sekolah mitra di Busan juga akan berkunjung ke Indonesia.

"​Tujuan utama dari program ini adalah untuk memperkenalkan siswa pada dunia kancah global," ungkapnya.

Ia pun berharap, para siswa tidak hanya belajar dalam lingkup nasional atau wilayah sekolah saja, tetapi juga mendapatkan pemahaman mengenai sistem pendidikan di luar negeri.

​"Harapannya ini, kita ingin mengenalkan anak-anak kita ini dalam dunia kancah global, biar mereka itu tidak hanya belajar di wilayah sekolah saja, wilayah nasional, pembelajaran nasional, tapi juga belajar terkait dengan pendidikan di luar negeri itu seperti apa, biar mereka punya perbandingan dengan sekolah-sekolah yang ada di luar negeri," tuturnya.

​Melalui perbandingan langsung ini, ia berharap para siswa bisa mendapatkan perspektif yang lebih luas dan pengalaman yang berharga dalam pengembangan diri. 

"Kerja sama ini sendiri menegaskan hubungan yang masih terus berlanjut dan kuat antara kedua institusi pendidikan tersebut," pungkasnya.

Baca Lainnya