Ketika Cinta Bertumbuh di Gerbong Kereta: Ulasan Novel Di Balik Kereta
Fathan Faris Saputro
Sabtu, 28 Juni 2025 08:31 WIB
Bojonegoro, eNews — Akun Instagram @elismadina melalui episode ke-71 #UlasElis membagikan ulasan menarik mengenai novel Di Balik Kereta, karya kolaboratif Fathan Faris Saputro (@fattfaris_) dan Rina Maulidia (@rina_mld). Novel bergenre fiksi ini diterbitkan oleh @kaneomedia_ dan terbit perdana pada tahun 2025, Jumat (27/6/2025).
Mengangkat kisah tentang Arya dan Mahika—dua tokoh muda yang dipertemukan secara tidak sengaja di dalam gerbong kereta menuju Yogyakarta—novel ini menyuguhkan cerita romansa yang berkembang pelan namun sarat makna. Pertemuan sederhana itu kemudian menjelma menjadi kisah cinta yang penuh proses pendewasaan dan pencarian jati diri.
Ulasan @elismadina dibuka dengan kutipan reflektif dari novel: “Takdir mungkin telah menulis kita menjadi bagian dari cerita ini, tetapi bagaimana kamu memilih untuk menjalani kisah ini–itu yang akan menentukan akhir cerita kita.” Kalimat ini merangkum semangat novel: tentang takdir, pilihan, dan keberanian untuk menentukan arah akhir cerita masing-masing.
Dalam aspek karakterisasi, Arya dan Mahika tampil sebagai tokoh yang kuat dan saling melengkapi.
“Arya dan Mahika memiliki karakteristik yang kuat. Mahika digambarkan sebagai sosok yang kompleks, sedangkan Arya memainkan peran penting dalam perkembangan Mahika,” tulis @elismadina dalam unggahan hari ini. Meski latar belakang keduanya tidak digali terlalu mendalam, interaksi mereka menciptakan ikatan emosional yang nyata bagi pembaca.
Konflik utama dalam novel ini bersifat psikologis, menghadirkan pergulatan batin dan konfrontasi dengan masa lalu. “Interaksi antar tokoh juga sering kali mengandung makna tersirat. Jadi, buat kamu yang nyaman dengan kisah cinta slow burn tapi penuh makna, kamu mungkin akan suka dengan alurnya,” tambahnya.
Menariknya, terdapat elemen fantasi yang muncul di bagian tengah cerita. Meski tidak sepenuhnya dieksplorasi, bagian ini tetap memberikan dinamika baru dalam alur. “Aku merasa ada part yang kerasa ada ‘bump’ di tengah cerita. Padahal menurutku, itu bisa jadi bagian yang menarik karena ada unsur fantasi di sana. Meski belum matang, bumping ini bikin cerita lebih berwarna,” jelasnya.
Secara keseluruhan, Di Balik Kereta dinilai sebagai kisah yang sederhana namun menyentuh hati. “Aku cukup suka dengan premis yang dibangun lewat narasi yang sederhana. Kisahnya juga cukup menginspirasi dalam membangun hubungan yang ideal melalui keberanian keluar dari zona nyaman dan kedalaman hati manusia,” tutup @elismadina dalam ulasan yang diunggah.
Baca Lainnya
Mochammad Romli Rosyidi: Mengabdi di Bidang Olahraga dengan Semangat Muhammadiyah
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 4 Hari
“Si Buta dari Gua Hantu: Mata Malaikat” Diperkenalkan di JAFF Market 2025
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 7 Hari
Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Maybank Cycling Series Il Festino 2025 yang Padukan Kompetisi dan Gerakan Hijau
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 7 Hari
Magma Entertainment Umumkan Dua Proyek Film Baru di JAFF Market 2025
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 8 Hari
Narotama Putra Rullyanata Sabet Juara 1 Jatim Warrior Kickboxing Championship 2025 di Surabaya
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
8TUALLY dan PSM UGM Gaungkan Semangat Sumpah Pemuda Lewat “Melodi Nusantara”
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
JAFF Market 2025 Angkat Kekuatan Cerita Lokal Menuju Pasar Film Global
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Mahasiswa Umsida Ciptakan Model Pengendalian Ghibah Syar’i Berbasis Ilmiah
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Bulan
Timnas Indonesia Kalah Tipis 2-3 dari Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Semangat Kapten Jay Idzes Jadi Evaluasi
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 2 Bulan
AKROSH Hadirkan “ADA LIMA”: Suara Lantang dari Panggung Metal Yogyakarta
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 2 Bulan
