Pesantren Fenomenal dari Kampung Halaman
yupan
Rabu, 5 Juni 2024 09:07 WIB

Oleh Najib Sulhan
(Ketua PCM Mulyorejo)
Pondok Pesantren Refah Islami tergolong baru. Tahun ini baru kelulusan pertama untuk santri Aliyah. Pondok ini didirikan oleh teman bermain masa kecil. Kami bersama belajar leadership di Study Club Siraman.
Membimbing adik-adik muhadhoroh, baca Al-qur'an, juga membimbing pelajaran sekolah. Kami bermain anggar- anggaran dengan teman-teman seusia. Begitu juga bersama berangkat ke sekolah di Pondok Pesantren Maskumambang. Ternyata memang pengalaman merupakan induknya pengetahuan.
KH Farid Dhofir bukan sekedar sahabat masa kecil, beliau juga menjadi guruku. Saya banyak belajar dari beliau. Banyak hal yang kami dapatkan, apalagi saat beliau bertausiyah, KH Farid memiliki gen seorang ulama di desa. Beliau putra dari Kyai Dhofir yang menjadi imam tetap di Masjid Al-Ihsan Siraman dan pembimbing agama di desa.
Pondok Pesantren Refah Islami, bermula dari pendirian Masjid yang cukup besar. Setahun kemudian berdirilah Madrasah Tsanawiyah. Tiga tahun kemudian, berdiri Madrasah Aliyah. Enam tahun berjalan, apa yang menjadi target pesantren terpenuhi.
Berdasarkan obrolan singkat dengan pendiri Pondok Pesantren Refah Islami, ada target lulusan. Selain melahirkan santri yang hafidh, juga sebagai da'i. Selain itu juga menyiapkan santri untuk melanjutkan study di luar negeri.
Baru tahun keenam, sudah ada 60 santri yang sudah menuntaskan 30 juz Alqur'an. Santri-santripun banyak memberikan ceramah dan imam saat Shalat Tarawih maupun Shalat Jumat. Selain itu, untuk pengkaderan da'i, setiap KH Farid Dhofir memberi ceramah, ada 4 hingga 6 santri diajak. Beliau meniru apa yang dicontohkan oleh KH Najih Ahyad saat beliau menjadi murid utamanya.
Satu hal lagi yang saya ingat. Saat ngobrol, mau membuka SMA, saya sempat bertanya, "Apa ndak ambil uang di bank Yai Farid untuk membangun gedung baru?" Jawaban yang saya dengar langsung bahwa pembangunan pondok berharap tidak terlibat hutang di bank. Sungguh luar biasa.
Pesantren Refah Islami dikelilingi padi hijau terbentang, sejauh mata memandang. Walau baru, ternyata mendapat penghargaan pesantren Adi Wiyata di Kota Gresik dan menjadi Eco School di Provinsi Jawa Timur. Sungguh ini pesantren fenomenal dari desa kelahiran, Gresik.
Baca Lainnya
Dari Penguasa ke Mitra: Transformasi Peran Pemerintah dalam 25 Tahun Reformasi
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 16 Jam
“Youth Guarantee", Dari Kampung Anak Negeri ke Kampung Harapan: Surabaya Bisa Jadi Pelopor Perlindungan Anak Berbasis Komunitas
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 1 Hari
Dua Kader Muda Muhammadiyah Terbitkan Buku Bagaimana Jika Aku Tidak Berhasil?
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 11 Hari
Ragam Jenis Bahagia
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 11 Hari
Energi Kepemimpinan: Bahagia Membahagiakan
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 11 Hari
Bulan Hurum: Amalan Masuk Surga dengan Selamat
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 13 Hari
Kampung Anak Negeri dan Asrama Bibit Unggul Menguatkan Sekolah Rakyat Surabaya
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 13 Hari
Mengenang 32 Tahun Buruh Marsinah, Penggerak Sejahtera
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 15 Hari
Model Kepemimpinan Spiritual Berbasis Nilai Islam dalam Transformasi Pemerintahan Daerah
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 15 Hari
Sambut Hari Pendidikan Nasional, Muhammadiyah Berkomitmen Membangun Bangsa
- 0 Suka .
- 0 Komentar .
- 19 Hari