Zakat Infak Sedekah untuk Pangan : Strategi Filantropi Islam dalam Membangun Ketahanan Pangan Kota Surabaya

Abe
Senin, 13 Oktober 2025 10:58 WIB
Muhammad Fachrudin S.P., M.Agr., Mahasiswa Doktoral Ilmu Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang, Amil BAZNAS Kota Surabaya

Kota Surabaya, sebagai salah satu Kota metropolitan terbesar di Indonesia menghadapi tantangan multidimensi, salah satunya adalah isu ketahanan pangan. Meskipun telah ada berbagai program pemerintah untuk mengatasi hal ini, diperlukan inovasi dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk sektor filantropi Islam. Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) memiliki potensi besar sebagai instrumen purifikasi sosial-ekonomi yang efektif. Berdasarkan sumber dari Dinas Ketahanan Pangan & Pertanian Kota Surabaya, Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan 2024 Kota Surabaya sebagai pusat ekonomi dan urban terbesar kedua di Pulau Jawa menghadapi dilema klasik kota besar : kebutuhan pangan tinggi sementara lahan produksi terbatas. Ketahanan pangan perkotaan kini bukan hanya soal ketersediaan komoditas, tetapi juga soal akses, stabilitas pasokan, kualitas gizi, dan daya tahan sistem pangan terhadap gangguan (cuaca ekstrem, gangguan logistik, inflasi). Pemerintah kota dan pemangku kepentingan telah mulai menggerakkan inisiatif termasuk urban farming dan peta ketahanan pangan namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Tantangan Dan Peluang

Tantangan utama meliputi keterbatasan lahan pertanian, ketergantungan pasokan antar wilayah, serta perubahan iklim.

Namun, peluang besar hadir melalui urban farming, inovasi teknologi pangan, dan optimalisasi pengelolaan dana ZIS, mulai dari pengumpulan, pendistribusian, hingga pendayagunaannya. Tujuannya adalah memastikan bahwa dana tersebut tersalurkan secara tepat sasaran, efektif, dan berkelanjutan, bukan sekadar bantuan sesaat. Dalam konteks ketahanan pangan, purifikasi ZIS memiliki relevansi yang sangat kuat:

  1. Pemberdayaan Mustahik: Dana ZIS tidak hanya diberikan sebagai bantuan tunai, tetapi juga untuk modal usaha, pelatihan, dan pendampingan, sehingga mustahik (penerima zakat) bisa mandiri secara ekonomi.
  2. Peningkatan Produktivitas Pertanian: ZIS dapat dialokasikan untuk membiayai program-program pertanian urban (urban farming) atau mendukung petani kecil di pinggiran kota.
  3. Stabilisasi Harga Pangan : Dengan adanya program-program yang didukung ZIS, suplai pangan di pasar lokal dapat terjaga, sehingga harga menjadi lebih stabil dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Strategi Implementasi Purifikasi ZIS untuk Ketahanan Pangan di Surabaya

Untuk mengoptimalkan peran ZIS dalam ketahanan pangan, diperlukan strategi yang terstruktur dan terukur. Berikut adalah beberapa langkah konkret yang dapat diimplementasikan di Kota Surabaya :

  1. Sinergi dengan Pemerintah Kota: Lembaga Amil Zakat (LAZ) harus menjalin kemitraan strategis dengan Pemerintah Kota Surabaya, terutama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Kolaborasi ini dapat berupa penyusunan data mustahik yang akurat, pemetaan wilayah rawan pangan, dan perumusan program-program bersama.
  2. Program Pemberdayaan Berbasis Komunitas:
  • Urban Farming Komunal : Memanfaatkan lahan-lahan kosong di perkotaan untuk ditanami sayur, buah, atau ikan. Dana ZIS dapat digunakan untuk membeli bibit, pupuk, dan peralatan. Hasil panen dapat dinikmati oleh anggota komunitas, dijual untuk menambah kas, atau dibagikan kepada fakir miskin.
  • Pelatihan Kewirausahaan Pangan : mengadakan pelatihan bagi mustahik untuk mengolah hasil pertanian menjadi produk olahan bernilai jual tinggi, seperti keripik, selai, atau jus. Dana ZIS dapat digunakan sebagai modal awal.
  1. Kemitraan dengan Petani Lokal :
  • Program Pembiayaan Mikro Syariah: Menyediakan pembiayaan tanpa riba bagi petani kecil di sekitar Surabaya untuk membeli pupuk, bibit, atau alat pertanian.
  • Program Jaminan Panen: ZIS dapat digunakan untuk membeli produk panen petani dengan harga yang telah disepakati sebelumnya (muamalah syariah). Hal ini memberikan kepastian bagi petani dan menjaga stabilitas harga pangan.
  1. Digitalisasi dan Transparansi: Penggunaan platform digital untuk pengumpulan dan penyaluran ZIS akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Masyarakat dapat melihat secara langsung bagaimana dana ZIS yang mereka bayarkan digunakan untuk program ketahanan pangan.

Studi Kasus Potensial di Surabaya

Surabaya memiliki potensi besar untuk mengimplementasikan strategi ini. Misalnya, program urban farming di kawasan padat penduduk seperti Semampir atau Tambaksari dapat menjadi model percontohan. LAZ di Surabaya dapat berkolaborasi dengan RW/RT setempat untuk menggerakkan masyarakat. Begitu pula, kemitraan dengan petani di daerah sekitar Surabaya seperti Mojokerto dan Sidoarjo dapat diperluas untuk menjamin pasokan pangan.

Penutup

Purifikasi ZIS bukan sekadar konsep teoritis, melainkan strategi praktis yang memiliki potensi besar untuk menjadi solusi inovatif dalam mengatasi isu ketahanan pangan di Kota Surabaya. Dengan pengelolaan yang profesional, transparan, dan terstruktur, dana ZIS dapat bertransformasi dari sekadar bantuan sosial menjadi motor penggerak ekonomi mustahik dan stabilisator suplai pangan. Sinergi antara pemerintah, lembaga zakat, dan masyarakat adalah kunci utama untuk mewujudkan Surabaya yang mandiri dan berdaulat pangan melalui kekuatan filantropi Islam.

Harapan ke depan, praktik optimalisasi ZIS dapat menjadi model percontohan bagi kota-kota lain di Indonesia dalam mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan pembangunan sosial-ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Lainnya
Tak Pernah Menyerah, Hanya Terus Mengerjakan
Fathan Faris Saputro
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 9 Jam
Lulusan dari Doa Tukang Tambal Ban
Fathan Faris Saputro
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 3 Hari
Tawa di Balik Gerobak Cilok
Fathan Faris Saputro
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 5 Hari
Cahaya di Balik Seragam Lusuh
Fathan Faris Saputro
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 6 Hari
Rezeki yang Mengalir dari Gelas Es Pisang
Fathan Faris Saputro
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 7 Hari
Senyum di Tengah Asap Penggorengan
Fathan Faris Saputro
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 8 Hari
Sore di Ujung Jalan Kenangan
Fathan Faris Saputro
  • 0 Suka .
  • 0 Komentar .
  • 11 Hari